Suara.com - CEO Qualcomm, Cristiano Amon optimistis kalau pangsa pasar smartphone di dunia tetap tumbuh meskipun pertumbuhan ekonomi melambat saat ini.
"Orang-orang mencari ponsel yang lebih baik dengan lebih banyak kemampuan," kata Amon, dikutip dari Techradar, Senin (30/5/2022).
Menurutnya, itu adalah faktor yang dapat menjaga pasar ponsel tetap stabil, bahkan dalam menghadapi inflasi dan risiko perlambatan.
Seperti diketahui, penjualan smartphone merosot 12,5 persen selama 2020 karena toko ritel menghentikan penjualan dan konsumen menunda pembelian.
Baca Juga: Samsung Akan Pangkas Produksi Ponsel 30 Juta Unit, Ikuti Jejak Apple
Tantangan lainnya adalah krisis chip, gangguan rantai pasokan, dan lockdown China yang mengancam pertumbuhan pangsa pasar ponsel di dunia.
Ini juga diperparah dengan faktor makroekonomi dan geopolitik yang memungkinkan konsumen menunda pembelian ponsel.
Amon mengatakan, kalau pandemi telah meningkatkan peran konektivitas dan teknologi seluler.
Hal ini memungkinkan banyaknya permintaan konsumen untuk ponsel yang lebih canggih dan fitur baru.
Faktor lainnya adalah konsumen ponsel premium dinilai tidak terlalu terpengaruh dengan kenaikan biaya hidup.
Baca Juga: Samsung Akan Pangkas Produksi Smartphone Hingga 30 Juta Unit Tahun Ini
Sementara ponsel premium juga terisolasi dari fenomena krisis chip.
Terlepas dari optimisme Qualcomm, Bloomberg melaporkan kalau Apple berencana untuk menjaga tingkat produksi iPhone tetap statis selama 2022.
Mereka meminta pemasok untuk memproduksi sekitar 220 juta unit perangkat tahun ini.
Qualcomm sendiri adalah pemimpin untuk pasar chip smartphone di segmen flagship.
Kini perusahaan memperluas teknologinya ke sektor baru seperti Augmented Reality (AR).