BRIN: Seruak Badai Pemicu Banjir Rob Pantura Jawa, Bukan Faktor Astronomis

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 26 Mei 2022 | 14:31 WIB
BRIN: Seruak Badai Pemicu Banjir Rob Pantura Jawa, Bukan Faktor Astronomis
BRIN mengatakan banjir rob pantura Jawa yang terjadi pada 23 Mei 2022 dipicu oleh seruak badai di Laut Jawa. Foto: Potret dari udara banjir rob di Tirto Gang 12, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (25/5/2022). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bahwa banjir rob yang terjadi di pantai utara atau pantura Jawa pada 23 Mei 2022 lebih banyak disebabkan oleh seruak badai di laut Jawa.

BRIN menjelaskan bahwa meski banjir rob bisa dipicu oleh beberapa faktor sekaligus, seperti pergerakan bulan, dinamika air laut dan meteorologis, tetapi pemicu banjir rob pantura yang salah satunya merendam Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah itu dipicu oleh seruak badai di Laut Jawa.

"Seruak badai atau strom surge berupa hujan deras dan angin kencang terjadi secara persisten di Laut Jawa 19–22 Mei," terang Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN pada Kamis (26/5/2022).

Badai itu terbentuk karena pola konektivitas atmosfer di wilayah tropis dan ekstratropis. Di wilayah ekstratropis, terbentuk dua arus sungai di atmosfer yaitu di bagian utara (Jepang) dan selatan (Australia).

Baca Juga: Kota Pekalongan Masih Terendam Banjir Rob

Fenomena AR biasa terjadi di wilayah ekstratropis yang menghubungkan atmosfer di atas laut dan darat melalui aliran arus di atmosfer dari laut menuju darat, yang diteliti dapat membangkitkan kejadian ekstrem berupa hujan deras.

Kedua AR ini dihubungkan gelombang atmosfer bernama Boreal Summer Intra-Seasonal Oscillation (BSISO) yang sedang aktif di India dan Teluk Benggala juga penghangatan suhu permukaan laut dan atmosfer di selatan Indonesia.

Akibatnya, AR utara terpecah dua yaitu menuju Teluk Benggala dan Laut China Selatan. AR Laut China Selatan ini selanjutnya menuju Laut Jawa dan terhubung dengan AR Australia. Interaksi ini memicu badai vorteks yang secara persisten terjadi pada 20- 22 Mei.

Dinamika vorteks inilah yang menghasilkan seruak badai berupa awan konvektif skala meso dengan pola tapal kuda atau gill pattern yang saling terhubung.

Pola ini menyebabkan massa udara lembab terkonsentrasi di barat Indonesia termasuk Laut Jawa. Pola Gill pattern juga ditunjukkan melalui data awan tumbuh yang terjadi secara cepat pada 23 Mei, sekitar pukul 07:00- 08:00WIB, sehingga menyebabkan intensifikasi angin kencang di Laut Jawa.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Meningkatkan Langkah Antisipasi Dampak Banjir Rob

Angin kencang (> 10 m/det) inilah yang memicu kenaikan gelombang di Laut Jawa dekat pesisir utara Pulau Jawa dan berkontribusi menyebabkan banjir rob Pantura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI