Suara.com - Sebuah penelitian dari Technical University of Darmstadt, Jerman, mengungkapkan kalau iPhone Apple jadi ponsel paling rentan diretas (hack) saat dalam kondisi mati (tidak beroperasi).
Alasannya, teknologi wireless masih bekerja ketika iPhone dalam keadaan mati.
Saat iPhone dimatikan, sebagian chip nirkabel seperti Bluetooth, Near Field Communications (NFC), dan Ultra Wideband (UWB) tetap berjalan hingga 24 jam.
Kemudian Apple juga memiliki fitur Find My untuk membantu menemukan perangkat apabila hilang atau dicuri.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempered Glass iPhone Demi Perlindungan Maksimal
Ini juga menyediakan akses ke berbagai aset seperti kartu kredit, kartu pelajar, hingga kunci digital.
Sayangnya fitur ini seperti pisau bermata dua lantaran chip nirkabel itu memiliki akses langsung ke elemen keamanan.
Dengan kata lain, ini berpotensi dimanfaatkan hacker untuk memasang malware di iPhone, bahkan saat sistem iOS tak berjalan.
Chip nirkabel ini juga tetap aktif meski dalam Low Power Mode (LPM). Namun, dukungan LPM ini diimplementasikan pada tingkat hardware.
Artinya, celah ini tidak bisa diperbaiki secara mudah hanya dengan update software, sebagaimana diungkap Gizmochina, Kami (26/5/2022).
Baca Juga: Pengembangan iPhone 14 Terganjal Lockdown di China
Para peneliti kemudian melakukan analisis keamanan fitur LPM yang diperkenalkan dengan iOS 15.
Mereka menemukan bahwa firmware Bluetooth LPM dapat dimodifikasi untuk menjalankan malware di iPhone.
Ini memungkinkan hacker memiliki akses tingkat sistem untuk melacak lokasi seseorang atau menjalankan fitur baru di ponsel mereka.
Namun, celah ini hanya berpengaruh untuk iPhone yang sudah dimodifikasi atau yang disebut sebagai jailbreak.
Meski demikian, celah tersebut mungkin masih bisa dimanfaatkan sebagai spyware untuk mengintai pengguna.