4 Tips Capai Product-Market Fit Startup B2B dan B2C

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 26 Mei 2022 | 11:12 WIB
4 Tips Capai Product-Market Fit Startup B2B dan B2C
Ilustrasi Startup. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu tahap yang paling krusial dalam proses membesarkan startup adalah pencapaian Product-Market Fit (PMF).

PMF menggambarkan berbagai upaya perusahaan untuk menyempurnakan produk dan model bisnisnya agar sesuai dengan kebutuhan pasar dan retensi pengguna.

Begitu pentingnya peran PMF dalam bisnis startup, Profesor Thomas R. Eisenmann dari Harvard Business School mengungkapkan bahwa 90 persen dari bisnis rintisan berujung pada kegagalan dan alasan utamanya adalah karena produk atau layanan yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.

Hal ini senada dengan temuan CB Insights, di mana 42 persen startup gagal karena tidak berhasil menemukan PMF.

Baca Juga: Startup dan Generasi Muda Diajak Kembangkan Potensi Bisnis Satelit Pengindraan Jauh

Oleh karena itu, pada penyelenggaraan program inkubasi Startup Studio Indonesia (SSI) yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, tahap PMF menjadi fokus utama.

Sebanyak 15 startup early-stage yang terpilih menjadi finalis mengikuti serangkaian pelatihan.

Dekoruma Experience Center. (Dekoruma)
Dekoruma Experience Center. (Dekoruma)

Termasuk sesi 1-on-1 Coaching dengan para veteran startup Indonesia, seperti Dimas Harry, Co-founder dan CEO Dekoruma, dan Arip Tirta, Co-Founder dan President Evermos.

Keduanya memberikan tips dan trik tentang hal yang perlu diketahui para pendiri startup tentang cara mencapai PMF, baik bagi B2B maupun B2C:

1. Jangan terlalu bergantung pada marketing dan subsidi

Baca Juga: Startup Perikanan Aruna Wakili Indonesia di Google I/O

Kebanyakan startup menganggap bahwa angka pertumbuhan, merupakan satu-satunya indikator pencapaian PMF.

Pada awalnya, Dimas merasa telah mencapai PMF ketika Dekoruma mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di berbagai aspek.

Pada 2018, ia mulai melakukan kalkulasi yang lebih mendalam terkait struktur biaya tetap (fixed cost) dan tidak tetap (variable cost), dan menemukan bahwa pendapatan perusahaan terlalu bergantung pada pemasaran dan subsidi.

“Di satu titik, kita harus realistis dan membuat model bisnis lebih berkelanjutan, sehingga tidak boleh terlalu bergantung pada subsidi atau diskon saja," jelas Dimas dalam keterangannya, Kamis (26/5/2022).

2. Eksplor berbagai kanal untuk jangkau pengguna

Pada awalnya, Dimas hanya menggunakan satu kanal pemasaran untuk menaikkan traffic Dekoruma, yaitu melalui iklan media sosial.

Ilustrasi menyusun strategi (Pexels/Startup Stock Photos)
Ilustrasi menyusun strategi (Pexels/Startup Stock Photos)

Dia menyadari pentingnya mengeksplorasi kanal pemasaran yang lain, termasuk yang non-digital.

“Hasilnya, kami bisa mendapatkan umpan balik yang lebih mendalam dari para pelanggan, dan biaya pemasaran kami turun cukup signifikan, bahkan hingga lebih dari 50 persen," tambahnya.

3. Cari peluang kolaborasi untuk growth-hacking

Setelah betul-betul memahami kebutuhan dari user, langkah selanjutnya adalah untuk memasarkan model bisnis startup kepada target audiens dengan cara tepat.

Evermos sendiri berhasil mencapai PMF di tahun kedua beroperasi dengan langsung mengunjungi rantai pasok utama Indonesia, yakni Pasar Tanah Abang dan memasukkan brand-brand terkait ke platform Evermos.

“Kami menghadirkan inisiatif bernama Desa Evermos yang melakukan perekrutan reseller di desa-desa yang memanfaatkan kemitraan dengan berbagai BUMDes dan Santree yang menargetkan reseller di Pesantren,” ungkap Arip.

4. Fokus di edukasi untuk peningkatan loyalitas pengguna

Arip mengaku, pencapaian Product-Market Fit untuk Evermos merupakan proses yang panjang, terutama karena target pasarnya merupakan individu yang kebanyakan belum pernah memiliki bisnis sebelumnya.

Ia dan timnya berupaya untuk memberikan edukasi komprehensif di awal, agar reseller yang telah bergabung terus bertransaksi aktif di platform.

Startup Studio Indonesia Batch 4, 2022
Startup Studio Indonesia Batch 4, 2022

“Ketika reseller bergabung dengan Evermos, sedari awal kami menjelaskan bahwa mereka memiliki peran aktif untuk berpartisipasi dalam misi membangun ekonomi yang lebih baik," ujar Arip.

Mengingat pentingnya tahap PMF untuk startup, SSI berharap pelatihan tahun ini bisa berkontribusi dalam mencetak 150 startup digital yang mampu mengembangkan skala bisnisnya.

Sejak diluncurkan pertama kali pada September 2020, program inkubasi SSI telah diikuti oleh total 65 startup early-stage di Indonesia hingga batch 4 ini.

Tahun ini, melalui tahap seleksi yang ketat, terdapat 15 startup early-stage dari ribuan pendaftar yang akhirnya terpilih sebagai partisipan Batch 4.

Batch keempat dari program Startup Studio Indonesia akan berlangsung mulai bulan April hingga Juli 2022.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI