Suara.com - Studi dari perusahaan riset Populix mengungkap bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia lebih familiar terhadap isu-isu lingkungan hidup, ketimbang isu-isu sosial yang terjadi di tanah air.
Temuan tersebut diambil dari hasil studi berjudul Understanding Consumers' Perception Towards Environmental Sustainability and Social Responsibility.
Riset ini mengulas seputar kesadaran masyarakat Indonesia terhadap isu lingkungan hidup dan sosial, serta persepsi mereka terhadap kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), yang dilakukan perusahaan untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut.
Chief Operating Officer Populix, Eileen Kamtawijoyo menyampaikan, masyarakat Indonesia menyadari bahwa mereka berperan untuk turut berkontribusi dalam mengatasi permasalahan tersebut melalui gaya hidup dan aktivitas sehari-hari.
"Salah satu bentuk kontribusi masyarakat adalah beralih menggunakan produk-produk ramah lingkungan serta memilih brand yang aktif melakukan kegiatan CSR untuk mengurangi permasalahan lingkungan hidup dan sosial di Indonesia," kata Eileen dalam keterangannya, Selasa (25/5/2022).
Riset Populix menemukan 42 persen masyarakat Indonesia mengatakan mereka familiar dengan isu lingkungan hidup.
![Riset Populix: sebagian besar masyarakat Indonesia lebih familiar terhadap isu-isu lingkungan hidup, [Populix]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/05/25/83045-riset-populix.jpg)
Sebanyak 55 persen mengatakan mereka cukup familiar, dan hanya 3 persen yang mengatakan bahwa mereka tidak familiar dengan isu lingkungan hidup.
Adapun tiga isu lingkungan hidup yang paling dikhawatirkan oleh orang Indonesia adalah pemanasan global, polusi, dan pembuangan limbah.
Sebagai bentuk kontribusi masyarakat Indonesia dalam menjaga kelestarian lingkungan, 74 persen responden mengatakan upaya menjaga kebersihan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Baca Juga: Menyaksikan Isu Sosial nan Sensitif di Indonesia dalam Film Pretty Boys
Lalu 54 persen mengatakan mereka menerapkan prinsip 4R (reduce, reuse, recycle, replant), 48 persen mengatakan mereka memilih untuk menggunakan produk-produk yang lebih mudah terurai, dan 47 persen melakukan proses daur ulang sampah.