Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan pengembangan teknologi mempunyai peranan penting untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana dengan mengembangkan sistem peringatan dini.
"Penggunaan teknologi dapat membantu kita untuk memahami gejala-gejala suatu ancaman alam," kata Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN Ocky Karna Radjasa di Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Ocky menuturkan teknologi dapat dimanfaatkan untuk memantau pergerakan lempeng tektonik. Pemantauan pergerakan lempeng tektonik dapat memberikan informasi jangka waktu suatu gempa bumi akan terjadi.
Teknologi bisa digunakan untuk pemantauan perubahan muka laut saat dan setelah gempa bumi terjadi, sehingga dapat memberikan informasi kejadian tsunami.
Baca Juga: BRIN Usulkan Pembentukan Stasiun Penelitian Laut di G20
Teknologi juga bermanfaat untuk pemantauan kondisi kejenuhan tanah di daerah perbukitan, sehingga dapat memberikan informasi potensi kejadian tanah longsor.
Ocky mengatakan selain upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat, pengurangan risiko bencana memerlukan penerapan teknologi untuk memahami gejala-gejala alam yang menandai akan terjadinya bencana.
"Karena kejadian bencana sering terjadi kapan saja saat masyarakat sedang beraktivitas di dalam ruangan, di daerah lereng, di dekat pantai," ujarnya.
Ia menuturkan teknologi merupakan salah satu komponen dari upaya mitigasi bahaya gempa untuk mengurangi terjadinya bencana gempa.
Teknologi mitigasi gempa dapat berupa teknologi pemantauan gempa dan tsunami, seperti seismometer, buoy, tsunamimeter berbasis serat optik, dan detektor muka laut.
Baca Juga: Data Citra Satelit Pengindraan Jauh Dukung Mitigasi Bencana
Teknologi tersebut berguna untuk membantu pengambilan keputusan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat berdasarkan hasil pengamatan gejala-gejala gempa bumi dan tsunami.
Oleh karenanya, BRIN terus berupaya mengembangkan teknologi-teknologi dengan kemajuan terkini yang bermanfaat untuk memperkuat sistem peringatan dini bencana dalam rangka mengurangi risiko bencana. [Antara]