Microsoft: Tren Kerja 2022 di Indonesia, 49 Persen Pekerja Mengeluh Kesepian di Tempat Kerja

Selasa, 24 Mei 2022 | 16:08 WIB
Microsoft: Tren Kerja 2022 di Indonesia, 49 Persen Pekerja Mengeluh Kesepian di Tempat Kerja
Ilustrasi wanita bekerja dari rumah. (pexels.com/Vlada Karpovich)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut survei yang dilakukan Microsoft kepada 31.000 peserta di 31 negara termasuk Indonesia, banyak pekerja di Indonesia yang mengeluhkan rasa kesepian yang dirasakan saat bekerja secara hybrid.

"Sebanyak 49 persen pekerja hybrid di Indonesia merasa lebih kesepian di tempat kerja sebelum beralih ke pekerjaan hibrida," jelas Wahjudi Purnama, Modern Work & Security Business Group Lead Microsoft Indonesia, dalam acara virtual pada Selasa (24/5/2022).

Tak hanya itu, dia menambahkan, sebanyak 57 persen pekerja juga mengaku memiliki lebih sedikit pertemanan kerja.

Survei Microsoft juga mengungkapkan bahwa pekerja memiliki pandangan baru terhadap apa yang dianggap "worth it".

Baca Juga: Elon Musk dan Bill Gates Diklaim Sudah Pastikan Akan Hadiri B20 Summit di Bali

Sebanyak 48 persen karyawan di Indonesia mengatakan cenderung lebih memprioritaskan kesehatan saat ini dan wellbeing dibandingkan pekerjaan.

Selain itu, sebanyak 53 persen pekerja gen Z dan milenial di Indonesia sangat mungkin mempertimbangkan untuk pindah kerja pada tahun ini.

Ilustrasi kaum milenial. [Shutterstock]
Ilustrasi milenial. [Shutterstock]

Dari sisi pelaku usaha, bekerja secara hybrid juga menimbulkan dilema.

Sebanyak 60 persen pemimpin di Indonesia mengatakan perusahaan berencana untuk kembali ke mode kerja dari kantor (WFO) secara penuh pada tahun depan.

Tetapi, 66 pekerja di Indonesia lebih mempertimbangkan untuk beralih ke kerja secara remote atau hybrid.

Baca Juga: Bill Gates Mengaku Pengguna Ponsel Lipat, tapi Bukan Surface Duo Microsoft

Sebanyak 49 persen pemimpin di Indonesia mengaku membangun hubungan adalah tantangan terbesar dalam era kerja hybrid.

Oleh karena itu, pelaku usaha harus membuat lingkungan kantor terasa "worth to commute".

Pasalnya, sebanyak 41 persen pekerja hybrid di Indonesia mengatakan tantangan terbesar adalah mengetahui kapan dan mengapa mereka harus datang ke kantor.

Di sisi lain, bekerja fleksibel bukan berarti pekerja harus standby 24 jam.

Menurut data global dalam survei tersebut, 27 persen pekerja mengaku penggunaan chat yang berkaitan dengan pekerjaan meningkat bahkan pada akhir pekan.

Rata-rata rapat mingguan juga meningkat sebanyak lebih dari 250 persen sejak Maret 2020.

Ilustrasi bekerja di kantor (unsplash.com/@jasongoodman_youxventures)
Ilustrasi bekerja di kantor (unsplash.com/@jasongoodman_youxventures)

Untuk mendukung dan meningkatkan pengalaman kerja secara hybrid, Microsoft memiliki berbagai inovasi produk seperti Microsoft Teams, yang telah digunakan oleh lebih dari 270 juta pengguna untuk kerja hybrid, Microsoft 365, dan Windows 11.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI