Malware Banyak Ditemukan di Windows dan Android Ketimbang macOS

Minggu, 22 Mei 2022 | 15:55 WIB
Malware Banyak Ditemukan di Windows dan Android Ketimbang macOS
Ilustrasi malware. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah laporan dari Atlas Data mengungkapkan bahwa selama 2022 ada lebih dari 316.000 ancaman malware setiap harinya.

Malware ini banyak ditemukan di sistem operasi Windows dan Android ketimbang macOS.

Rincinya, Microsoft Windows memiliki 25,48 juta sampel malware baru selama 2022.

Sementara di sistem operasi Android, jumlah malware baru yang ditemukan hanya 536.000.

Baca Juga: Google Siapkan Fitur Braille ke Android 13

Lalu untuk macOS, sistem operasi ini membawa sampel malware paling sedikit dengan angka 2.000 selama tahun 2022, sebagaimana dilaporkan Gizchina, Minggu (22/5/2022).

Untuk angka per bulan, Januari jadi periode terbanyak dalam pengembangan malware baru dengan 11,41 juta sampel.

Logo Windows pada keyboard (unsplash)
Logo Windows pada keyboard (unsplash)

Kemudian pada Februari ditemukan 8,93 juta sampel malware baru, yang dilanjutkan di Maret dengan jumlah 8,77 juta.

Hingga akhir kuartal pertama (Q1) 2022, terdapat 29,11 juta ancaman malware baru.

Itu artinya ada setidaknya 5,65 juta sampel malware baru hingga April 2022.

Baca Juga: Android 11 Terpopuler, Jumlah Pengguna Android 12 Disembunyikan

Meskipun malware jarang ditemukan di macOS, Apple mengakui kalau pihaknya masih menemukan ancaman tinggi ketimbang di iOS pada iPhone.

Padahal celah kerentanan dan eksploitasi bisa dikatakan sangat jarang di macOS ketimbang iOS.

Banyaknya malware seperti di Android dan Windows menjadi alasan Apple untuk tidak membuka platformnya (sideloading).

Apple sendiri tengah menghadapi tekanan dari pemerintah AS dan Uni Eropa terkait anti-monopoli dan meminta mereka untuk mengizinkan sideloading.

Ilustrasi Android. [Pixabay/andrekheren]
Ilustrasi Android. [Pixabay/andrekheren]

Tapi perusahaan berulang kali menyatakan kalau itu dapat mengancam privasi dan keamanan pengguna.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI