Suara.com - China berencana meluncurkan teleskop luar angkasa raksasa pertamanya pada akhir 2023 untuk mengamati langit, memberikan wawasan baru tentang galaksi jauh dan misteri materi gelap serta energi gelap.
Teleskop Stasiun Luar Angkasa China (CSST) adalah observatorium ruang angkasa optik dan ultraviolet dengan lensa berdiameter 2 meter, yang membuatnya sebanding dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Meskipun resolusi teleskop China akan serupa dengan Hubble, bidang pandang CSST akan diperluas menjadi 350 kali lebih besar dari Hubble.
Dengan kata lain, CSST akan mampu mengamati wilayah langit yang lebih luas pada satu waktu, daripada Hubble dan akan mensurvei 40 persen langit dengan kamera 2,5 miliar piksel sealam masa misi 10 tahun.
Baca Juga: Teleskop Hubble Temukan Bintang Tunggal Terjauh
Di sisi lain, NASA sendiri telah meluncurkan penerus Hubble yaitu Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) yang memiliki lensa utama dengan diameter 6,5 meter.
Dilansir dari Space.com, Jumat (20/5/2022), CSST akan membawa empat instrumen tambahan untuk memetakan wilayah pembentuk bintang di Bimasakti, mendeteksi objek yang bergerak cepat seperti komet dan asteroid, mempelajari lubang hitam supermasif, dan secara langsung mencitrakan eksoplanet.
Teleskop ini juga dikenal sebagai Xuntian, yang diterjemahkan "mensurvei langit".
CSST akan beroperasi di orbit yang sama dengan stasiun luar angkasa Tiangong, memungkinkan teleskop untuk berlabuh jika perbaikan atau pemeliharaan dilakukan.
China berencana untuk menyelesaikan Tiangong pada akhir 2022 dan meluncurkan teleskop luar angkasa terbaru pada tahun depan.
Baca Juga: Pertama Kalinya! Astronom Temukan Lubang Hitam Hantu