Soal Metaverse, Kominfo: Indonesia Tak Ketinggalan

Kamis, 19 Mei 2022 | 14:58 WIB
Soal Metaverse, Kominfo: Indonesia Tak Ketinggalan
Menteri Kominfo, Johnny G Plate. [Suara.com/Dicky Prastya]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate, menilai metaverse saat ini makin menunjukkan signifikansi di dunia.

Tapi Indonesia juga tidak tertinggal karena sudah ada perusahaan yang mengembangkan teknologi metaverse.

Plate memprediksi kalau 2026 nanti seperempat penduduk dunia akan menghabiskan paling tidak sejam per hari di metaverse.

"Hal tersebut didorong oleh pesatnya pengadopsian teknologi metaverse baik di tingkat global, regional, dan juga nasional,” kata Plate dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (19/5/2022).

Baca Juga: Program Beasiswa Digital Kominfo Terima Pendaftar dari Seluruh Indonesia

Ia memaparkan, negara-negara seperti China, Korea Selatan, dan Barbados mulai mengeksplorasi kebijakan pengembangan metaverse sebagai bagian integral dari negaranya.

“Negara Tiongkok menjajaki kebijakan metaverse dalam rencana pengembangan Kota Shanghai, negara Barbados telah mengumumkan inisiatif pembangunan kedutaan virtual di metaverse,” sambung dia.

Metaverse Indonesia (Dok. WIR Group)
Metaverse Indonesia (Dok. WIR Group)

Berdasar hasil studi Gartner 022, Plate mengatakan Korea Selatan telah membentuk 'Metaverse Alliance' yang terdiri dari sektor industri dan akan membentuk 'Metaverse Academy' di akhir tahun 2022.

Akademi itu untuk mencetak 40.000 ahli industri metaverse di tahun 2026 nanti.

Kemudian negara di ASEAN seperti Vietnam, Singapura, dan Thailand juga mulai menggarap proyek metaverse di negaranya masing-masing.

Baca Juga: Jaklingko Ikut Bangun Metaverse, Gandeng WIR Group

"Di Vietnam, sebuah perusahaan game NFT meraih kapitalisasi pasar sebesar 8 miliar dolar AS pada proyek uang kripto terkait metaverse,” tutur Plate.

Lalu ada perusahaan BuzzAR asal Singapura yang mengakuisisi permainan simulasi VR dari Facebook dan menciptakan pengalaman bermain di dunia metaverse.

Selanjutnya, ada perusahaan SHR Ring dari Thailand yang mulai mengkaji penelitian terkait Identitas Digital di Metaverse.

Di sisi lain, ia menilai kalau Indonesia juga tak ketinggalan membangun metaverse.

Saat ini, pengembangan kesiapan ekosistem metaverse juga terus didorong oleh berbagai pihak, termasuk oleh sektor swasta.

“Sebagai contoh, PT WIR Group yang bekerja sama dengan Meta,” jelasnya.

Ilustrasi Metaverse. [Freepik]
Ilustrasi Metaverse. [Freepik]

Lebih lanjut ia menjelaskan, perkembangan metaverse saat ini terjadi di tengah berbagai tantangan kondisi perekonomian global.

Entah itu disebabkan oleh pandemi Covid-19, tekanan akibat military action di Eropa Timur, dan kebijakan moneter US Federal Reserve yang baru saja menaikkan suku bunganya dan berdampak perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Ia menilai di tengah tantangan yang ada, banyak negara yang masih berjuang untuk melakukan pemulihan ekonomi.

“Akibat dari volatilitas ekonomi yang meningkat, gangguan supply chain ekonomi, dan inflasi barang impor,” katanya.

Namun demikian, Plate optimistis perekonomian Indonesia akan bisa tumbuh dengan paket kebijakan ekonomi yang tepat.

“Kita perlu bersyukur bahwa Indonesia masih bisa bertumbuh secara 5,01 persen pada kuartal I/2022 yang harus dipertahankan melalui paket kebijakan ekonomi yang tepat,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI