- Area kecil sekitar event horizon (di sekitar bagian yang mirip donat) yang redup;
- Gas yang berpendar di sekitar event horizon ini mengelilingi Lubang Hitam dalam periode menit saja. Singkatnya periode ini menyebabkan kekuatan cahaya bervariasi dengan cepat. Bandingkan dengan gas di sekitar Lubang Hitam galaksi M87 yang membutuhkan beberapa hari untuk mengelilingi Lubang Hitam-nya.
Tantangan lainnya adalah pandangan dari arah bumi menuju pusat Galaksi Bima Sakti terhalang oleh debu dan gas yang banyak mengisi piringan Galaksi kita ini.
Strategi pengamatan utama dari tim EHT adalah mengumpulkan sebanyak mungkin cahaya dari area kecil di sekitar Lubang Hitam ini. Caranya, teleskop-teleskop di berbagai posisi di Bumi yang tergabung dalam jejaring Event Horizon Telescope ini bergantian beroperasi. Dengan metode ini, tak ada momen terbuang karena selalu ada teleskop yang berada dalam fase malam hari untuk mengumpulkan foton (partikel cahaya) dari area sekitar Lubang Hitam itu.
Para peneliti butuh waktu sekitar lima tahun untuk mengumpulkan data, mengembangkan, serta melakukan proses olah data yang canggih. Peneliti juga mengoreksi, membandingkan pola yang diprediksi oleh teori, kemudian menghitung rata-rata variasi kecerlangan terhadap seluruh citra yang dikumpulkan.
Langkah panjang itu menghasilkan citra representatif area di sekitar event horizon Lubang Hitam di pusat Galaksi kita.
Fitur utama citra area sekitar event horizon Lubang Hitam Galaksi Bima Sakti dan di M87 amat mirip. Fitur ini menunjukkan kesamaan pada tingkat fondasi sistem gravitasi kuat yang dideskripsikan oleh Teori Relativitas Umum Einstein. Seperti relasi antara massa Lubang Hitam dan ukuran event horizon-nya, dan efek pembelokan cahaya yang ekstrem di sekitarnya.
Variasi detail tampilan citra bisa mengindikasikan variasi lingkungan sekitar Lubang Hitam tersebut, termasuk sejarah pembentukannya.
Dampak temuan ini bagi sains
Keberhasilan perolehan citra di tepi event horizon Lubang Hitam di Milky Way, ditambah dengan dibuktikannya prediksi Ghez dan Genzel tentang posisi, waktu, dan kecepatan bintang pada titik peri-blackhole (titik terdekat pada orbit mengelilingi Lubang Hitam), membuat kita tak perlu meragukan lagi eksistensi Lubang Hitam sebagai wujud fisis singularitas ruang waktu.
Sampai batas tertentu, sudah ada penjelasan astrofisis yang komprehensif untuk daerah sekitar event horizon , seperti bagaimana gas tertarik ke arah Lubang Hitam dan beredar di sekelilingnya sehingga membangkitkan medan elektromagnetik yang amat kuat. Fitur rinci pola cahaya yang tampak pada foto dapat dijelaskan dengan ide astrofisika ini.
Baca Juga: Apa itu Black Hole? Lubang Hitam yang Baru-Baru Ini Tampak di Galaksi Kita
Kini para peneliti bisa melanjutkan penelitian untuk menjawab paling tidak dua pertanyaan besar: bagaimana fenomena fisika di dalam singularitas (massa super besar terkumpul dalam ukuran super kecil) yang perlu mengakomodasi Teori Gravitasi dan Teori Kuantum sekaligus; dan bagaimana sejarah proses pembentukan Lubang Hitam supermasif. Masing-masing proyek besar penelitian yang dilakukan secara terpisah itu telah dilakukan dan terus berkembang.