Suara.com - Koordinator Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan dari pemodelan yang dilakukan dari sumber gempa di Nusa Tenggara Timur (NTT), berpotensi memicu tsunami hingga lebih dari 3 meter.
Daryono dalam ruang diskusi inklusif secara daring diikuti di Jakarta, Jumat (13/5/2022) mengungkapkan dari hasil pemodelan, jika sesar naik Flores aktif dengan kekuatan M 7,4, maka bisa terjadi tsunami hingga 3 meter di Labuan Bajo, Manggarai, Flores, Alor.
Dampak tsunami akan lebih parah lagi, jika ada ikutan longsoran di dasar laut.
"Profil pantai di NTT yang curam juga memicu terjadinya longsoran dan memicu tsunami," kata Daryono.
Baca Juga: BMKG: 22 Tsunami Sapu Kepulauan Sunda Kecil, Flores Paling Rawan
Sementara di sumber gempa selatan NTT, yakni zona megathrust Sumba, jika berkekuatan M 8,5 maka kawasan Sumba, Labuan Bajo, Manggarai, Sabu, Rote, Kupang bisa terjadi tsunami di atas 3 meter.
Kemudian dari pemetaan di Desa Tiwatobi Larantuka, Flores Timur, tsunami bisa menjangkau hingga 500 meter dari bibir pantai dengan tinggi gelombang 3-6 meter. Waktu tiba diperkirakan selama 3 menit setelah gempa.
"Masyarakat di sekitar sini harus diedukasi dengan evakuasi mandiri. Tidak bisa menunggu warning (peringatan) BMKG, karena warning BMKG keluar setelah 5 menit hasil pemodelan kami di daerah yang kami petakan ini," kata dia.
Sehingga masyarakat diimbau jika merasakan gempa kuat saat berada di pantai maka harus segera menjauh.
"Tidak perlu menunggu peringatan dini dari BMKG, karena respons evakuasi mandiri dari gempa yang terjadi, yang berhubungan dengan keselamatan," kata Daryono.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan, Senin 9 Mei 2022: Waspada Gelombang 2,5 Meter di Laut Flores