NFT Pertama Indonesia, Etherwaifu Sukses Raup Rp33 Miliar

Sabtu, 14 Mei 2022 | 00:05 WIB
NFT Pertama Indonesia, Etherwaifu Sukses Raup Rp33 Miliar
Ilustrasi NFT. (Dok: Etherwaifu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - NFT Pertama Indonesia, Etherwaifu berhasil menjual habis 1025 lukisan digitalnya, dengan total sales 2,3 juta Dolar AS, atau sekitar Rp33 miliar.

Keberhasilan yang dicapai di 2021 ini merupakan kerja keras kreatornya, Agro (fotografer, software engineer) dan Jubi (Ilustrator), sejak mulai dikembangkan di Jepang hingga akhirnya diluncurkan.

"Kami rilis di bulan Maret 2018, dan kita juga sempat diberitakan di beberapa media berbahasa indonesia. Saat itu Kami rilis 1025 NFT dengan harga per itemnya sebesar Rp50 ribu rupiah," ujar Agro.

Agro menegaskan, langkah Etherwaifu untuk mencapai kesuksesan tidaklah mudah. Terlebih, ketika diluncurkan, market Kripto di tahun itu sedang down, sehingga hanya terjual sekitar 55 unit saja.

Baca Juga: Gelar Festival Indo NFT, Rektor ISI Yogyakarta: Ini Merupakan Jembatan dalam Memasuki Dunia Blockchain

Project ini bahkan bisa dibilang sempat mengalami failure financial, terutama saat tidak adanya produk yang terjual di 2019 dan 2020.

"Kita terus berusaha membangun dan mengembangkan softwarenya, tapi setelah 55 unit itu, belum ada pembeli lagi. Di tahun 2019, salesnya nol, tak ada yang membeli sama sekali. Tahun 2020 juga juga sama. Selama 2 tahun berturut-turut tidak ada aktivitas ekonomi sama sekali."

Padahal secara teknologi, Etherwaifu tergolong cutting edge di antara NFT-NFT rilisan 2018. Secara art, Etherwaifu juga lebih maju.

"Kebanyakan NFT zaman dulu simple-simple, seperti pixel art, sementara kami lebih ke arah seperti lukisan."

Memasuki 2021, tepatnya saat NFT mulai booming, seorang arkeolog NFT, Adam McBride menemukan Etherwaifu, yang programnya masih hidup di blockchain. Ia dibuat kagum dengan teknologinya yang tergolong maju dibanding NFT-NFT lainnya di tahun 2017-2018.

Baca Juga: Apakah NFT Bisa Jadi Peluang Mengembangkan Ekonomi Kreatif? Ini Kata Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo

Adam merupakan salah satu anggota dari komunitas Historical NFT Collector. Salah satu kegiatan dari komunitas tersebut adalah mencari NFT-NFT bersejarah di blockchain yang rilis sekitar tahun 2017 dan 2018.

Buntut dari kekagumannya, Adam kemudian membuat artikel dan menyebut bahwa di 2018, ada NFT Historical bernama Etherwaifu, yang dari segi gambar jauh lebih maju dari NFT-NFT lain di tahun tersebut.

Sebagai NFT Historical pertama yang dibuat oleh orang Indonesia, Etherwaifu sendiri terbilang unik. Inspirasinya datang dari istilah di dunia anime, yang secara tak langsung mempresentasikan ke-1025 NFT yang keduanya miliki.

"Kata 'ether' dari blockchain ethereum, kalau kata 'waifu'nya dari istilah di dunia anime, di mana karakter cewek yang cute biasa disebut waifu. Kebetulan, pembuat ilustratornya, Jubi adalah spesialis gambar karakter waifu." Ujar Agro.

"Apalagi, Etherwaifu memiliki fitur bernama crafting, yang mana jika seseorang memiliki dua Etherwaifu, ia bisa crafting untuk membuat satu Etherwaifu (anaknya). Nanti, gambar yang dihasilkan akan mengambil sifat-sifat orang tuanya. Jadi dari sisi crafting, itu secara teknologi sudah maju banget di 2018, ada sisi gamingnya juga soalnya," terang Agro.

Tak lama setelah artikel itu beredar, semua produk Etherwaifu dengan cepat terjual ludes, dan mencetak total penghasilan yang fantastis.

"Karena cuma ada 1025 NFT, orang-orang di 2021 langsung pada menyerbu. Akhirnya kami sold out di tahun 2021. dan hasil total salesnya, including secondary sales di opensea, mencapai 2,3 juta Dolar AS, atau sekitar Rp33 miliar.”

Terkait hasil fantastis ini, Agro mengaku sangat bersyukur, terutama jika melihat harga per produknya yang terus meningkat.

“Dulu kan harganya Rp50 ribu, sekarang kalau mencari Etherwaifu di marketplace, harganya bisa Rp15 jutaan, itu yang paling murah,” terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI