Suara.com - Tentara Thailand melarang semua personel militernya menggunakan platform belanja online Lazada.
Hal ini merupakan tanggapan atas iklan kontroversi yang dinilai menghina kerajaan Thailand.
Panglima Angkatan Darat Thailand Narongpan Jitkaewthae juga memerintahkan personelnya untuk tidak memberikan izin masuk ke fasilitas tentara apabila ada kendaraan pengiriman Lazada yang mau mengirimkan barang.
Personel tentara memang masih diperbolehkan melakukan pembelian di Lazada, tapi mereka harus ambil pengiriman di luar fasilitas tentara, sebagaimana dilansir dari Bloomberg, Rabu (11/5/2022).
Baca Juga: Keras! Lazada Thailand Dapat 'Ancaman' dari Pemerintah Gegara Iklan
Kementerian Ekonomi dan Masyarakat Digital Thailand juga telah memerintahkan para pejabat untuk mengumpulkan bukti, demi menentukan apakah iklan Lazada bersama influencer di TikTok telah menghina kerajaan.
Jika iya, mereka bakal menghadapi hukuman penjara yang berat di bawah aturan kerajaan Thailand.
Sayang perwakilan Lazada menolak mengomentari kebijakan baru ini.
Lazada, unit bisnis dari Alibaba Group, telah meminta maaf dan menarik iklan tersebut setelah beberapa kelompok royalis monarki menyerukan kampanye uninstall Lazada di media sosial.
Perseteruan monarki Thailand di masyarakat memang semakin memanas.
Baca Juga: Pengembangan Talenta Digital Indonesia Harus Digencarkan
Kalangan pemuda meminta adanya perubahan terkait undang-undang ketat yang melarang penghinaan terhadap raja dan bangsawan tinggi Thailand.
Konflik antara kaum loyalis dan politisi pro-demokrasi juga telah memicu ketidakstabilan selama dua dekade terakhir.