Hacker Retas TV dan Platform Rusia, Serukan Pesan Anti Perang

Rabu, 11 Mei 2022 | 11:46 WIB
Hacker Retas TV dan Platform Rusia, Serukan Pesan Anti Perang
Ilustrasi hacker. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para hacker dilaporkan telah meretas platform dan smart TV di Rusia. Mereka menyerukan pesan untuk menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina.

Dilaporkan Engadget, Rabu (11/5/2022), sejumlah pengguna smart TV di Rusia mengaku, channel TV-nya diganti dengan sebuah pesan terkait konflik dengan Ukraina yang sedang berlangsung.

"Darah ribuan orang di Ukraina dan ratusan anak-anak yang terbunuh ada di tangan anda. TV dan otoritas berbohong. Katakan tidak untuk perang," tulis pesan tersebut.

Selain pengguna smart TV, hacker juga menyerang perusahaan internet di Rusia seperti Yandex. Serangan serupa turut muncul di Rutube, pengganti YouTube dari Rusia.

Baca Juga: Elon Musk Bercuit Kemungkinan Dia Mati Misterius, Dapat Ancaman?

"Hosting video kami telah mendapatkan serangan siber yang kuat. Saat ini tidak mungkin untuk mengakses platform," kata platform tersebut melalui Telegram.

Ilustrasi Rusia. (Photo by   on Unsplash)
Ilustrasi Rusia. (Photo by on Unsplash)

Rutube kemudian telah mengisolasi serangan tersebut, dan mengaku kalau daftar kontennya tidak terpengaruh.

Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, negara itu terus menerus diserang oleh para hacker.

Di awal-awal konflik, kelompok Anonymous mengaku bertanggung jawab atas serangkaian DDoS attack yang menyerang beberapa situs pemerintah, termasuk dari Kementerian Pertahanan Rusia.

Anonymous juga diyakini bertanggung jawab atas insiden yang membuat beberapa kanal TV pemerintah Rusia memutar lagu kebangsaan Ukraina.

Baca Juga: Ditanya soal Pencipta Dunia, Elon Musk: Enggak Apa-apa Saya Masuk Neraka

Di saat yang sama, Ukraina, yang dibantu Microsoft dan perusahaan barat lainnya, baru-baru ini berhasil mencegah serangan dari hacker militer Rusia yang menyerang negaranya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI