Studi: Generasi Senior Cemas Gunakan Pembayaran Digital

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 07 Mei 2022 | 07:02 WIB
Studi: Generasi Senior Cemas Gunakan Pembayaran Digital
Ilustrasi manula. [Envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian Kaspersky baru-baru ini menunjukkan bahwa transaksi online atau pembayaran digital dan keamanan siber sangat mempengaruhi perilaku konsumen di Asia Tenggara.

Berjudul “Mapping a secure path for the future of digital payments in APAC”, penelitian tersebut
menemukan bahwa satu dari lima (21 persen) pengguna layanan pembayaran digital di Asia Tenggara masih mengalami kecemasan saat melakukan transaksi online.

Di antara usia-usia lain, kekhawatiran tertinggi terjadi pada kelompok tertua, Generasi bisu (Silent Generation) sebanyak 30 persen.

Menariknya, kelompok "senior" ini diikuti oleh generasi termuda sebesar 27 persen.

Baca Juga: Sebanyak 1.150 Pangkalan Data Indonesia Tercecer di Internet

Hampir satu dari lima (17 persen) pengguna di Asia Tenggara mengakui bahwa mereka lebih suka
membayar dengan uang tunai.

Generasi tertua mencatat persentase tertinggi (20 persen) di antara semua kelompok umur.

Kebiasaan pembayaran digital. [Kaspersky]
Kebiasaan pembayaran digital. [Kaspersky]

Beradaptasi dengan teknologi baru ini juga dapat menghadirkan tantangan tersendiri bagi Generasi
Bisu.

Sebanyak 20 persen dari mereka mengalami kesulitan dalam melakukan transaksi keuangan online.

Sisi baiknya adalah, hampir seperempat (24 persen) dari semua responden dari Asia Tenggara menunjukkan bahwa mereka sepenuhnya mempercayai pembayaran digital.

Baca Juga: Peneliti Temukan Celah Berbahaya di Ponsel Android Qualcomm dan MediaTek

“Orang dewasa yang lebih tua bukan berasal dari era internet. Kekhawatiran mereka dapat dimengerti
dan harus dilihat sebagai tindakan pencegahan untuk melakukan kesalahan yang dapat merugikan dalam teknologi yang masih mereka pelajari untuk digunakan," jelas Sandra Lee, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky.

Namun, dia menambahkan, perlu dicatat bahwa sebagian besar dari mereka (26 persen) mempercayai platform pembayaran digital.

Seiring mereka menyambut untuk mengadopsi perubahan, perlu didorong generasi muda untuk melangkah maju dan membantu orang lebih tua dalam merangkul teknologi.

"Kesadaran masyarakat dan pemerintah serta upaya edukasi juga merupakan indikator penting,” katanya dalam keterangan resminya, Sabtu (7/5/2022).

Mengingat preferensi mereka untuk berhati-hati saat online, tidak mengherankan bahwa generasi tertua paling menyukai efisiensi perangkat lunak antivirus.

Lebih dari tiga di antara lima (61 persen) orang dewasa berusia 55 tahun ke atas menunjukkan tingkat kepercayaan tertinggi terhadap solusi keamanan dibandingkan dengan kelompok usia lebih muda.

Ilustrasi belanja online (Unsplash.com/CardMapr)
Ilustrasi belanja online (Unsplash.com/CardMapr)

Sementara rata-rata, setengah dari semua generasi di Asia Tenggara (50 persen) memahami pentingnya
penggunaan perangkat lunak antivirus untuk melindungi uang dan data online mereka.

Sementara, Gen Z menunjukkan kepercayaan paling rendah sebesar 46 persen, Milenial sebesar 49 persen, dan Gen X sebesar 52 persen.

Hampir seperempat (20 persen) dari semua responden merasa bahwa penggunaan perangkat lunak antivirus sudah cukup.

Sebesar 17 persen responden merasa tidak yakin atau tidak mengetahui tentang bagaimana antivirus dapat membantu mereka mengurangi risiko kerugian finansial.

Secara mengkhawatirkan, masih ada sekitar 14 persen yang mengatakan bahwa perangkat lunak antivirus bukanlah alat penting, dalam memerangi ancaman dunia maya yang dapat mengancam data keuangan dan properti.

"Penjahat dunia maya memahami kebiasaan dan keadaan emosional kita, karena mereka juga manusia," ujarnya.

Terlihata bagaimana mereka menjadi semakin kreatif dalam menargetkan pengguna dengan serangan rekayasa social.

Ilustrasi kejahatan siber [Foto: Antara]
Ilustrasi kejahatan siber [Antara]

"Kami mendesak semua generasi melihat ke perspektif lebih dalam yaitu untuk melindungi perangkat mereka dengan alat yang tepat demi mengamankan tidak hanya data tetapi yang paling penting adalah uang dari hasil jerih payah mereka,” terang Lee.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI