Suara.com - Para ilmuwan NASA mulai mempelajari sampel berusia 50 tahun dari permukaan Bulan yang dikumpulkan selama misi pendaratan terakhir di Bulan, Apollo 17.
Pada Maret, para ilmuwan di NASA membuka sampel Bulan yang dikumpulkan selama Apollo 17 dan disimpan pada 1972.
Sampel tersebut disimpan di lemari es selama beberapa dekade di Johnson Space Center NASA.
Baru-baru ini, dikirim ke Goddard Space Flight NASA di Maryland, tempat di mana para ahli mulai menelitinya.
Baca Juga: Asteroid Seukuran Bus Sekolah Akan Lintasi Bumi Besok, Apakah Berbahaya?
Dengan pembukaan sampel ini, NASA berharap dapat mendukung studi sampel Bulan di masa depan, yang berlangsung dengan program pendaratan awak terbarunya yang dikenal sebagai Artemis.
"Dengan melakukan pekerjaan ini, kami tidak hanya memfasilitasi eksplorasi Artemis, tetapi kami memfasilitasi pengembalian sampel di masa depan dan eksplorasi manusia ke seluruh tata surya," kata Julie Mitchell, ilmuwan dan insinyur planet NASA, dikutip dari Space.com, Jumat (6/5/2022).
Sampel Bulan dari misi Apollo 17 ini membuat para ahli bersemangat karena penelitian sebelumnya ditemukan asam amino dalam sampel Bulan.
Mengingat sam amino sangat penting untuk kehidupan seperti di Bumi, mempelajari ini lebih lanjut dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami bagaimana kehidupan berasal tidak hanya di Bumi tetapi mungkin di tempat lain di tata surya.
Sampel seperti ini juga dapat membantu para ilmuwan mengumpulkan informasi tentang sejarah Bulan.
Baca Juga: Astronaut NASA Jessica Watkins Menjadi Perempuan Kulit Hitam Pertama di Kru ISS