Suara.com - Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia 2022, Maudy Ayunda mengungkap kalau 61 persen anak muda di negara G20, termasuk Indonesia, masih mengalami kesulitan untuk akses internet.
"Berdasarkan riset Indonesia Youth Diplomacy dan Cint 2021, sebanyak 61 persen anak muda di negara anggota G20, masih mengalami kesulitan dalam dalam beberapa hal, seperti akses internet, koneksi yang tidak stabil dan lambat, atau persoalan harga yang belum terjangkau," kata Maudy dalam keterangannya, Kamis (28/4/2022).
Untuk itulah, kata Maudy, perlu kolaborasi nyata di antara negara anggota G20 untuk mengurai dan menyelesaikan persoalan tersebut. Tak terkecuali untuk Indonesia, yang mana data Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah anak muda produktif saat ini mencapai lebih dari 52 persen.
"Hal ini menjadi potensi Indonesia untuk terus maju dan bangkit dari hantaman pandemi. Bayangkan jika semua anak muda melek digital. Dengan jumlah tersebut tentu akan menjadi efek bola salju untuk memajukan bangsa,” papar dia.
Baca Juga: Keterjangkauan Akses Internet oleh Anak Muda Jadi Penghambat Pengembangan Ekonomi Digital
Maudy memaparkan, pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi kesenjangan infrastruktur tersebut. Contohnya ada proyek Palapa Ring 2019 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang berhasil menyelesaikan koneksi backbone serat optik di seluruh kota di Indonesia.
“Saat ini masih terus dilakukan pembangunan hingga ke pelosok agar kualitas jaringan semakin merata,” kata Maudy
Program lain adalah Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kominfo serta Digital Financial Literacy oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Masih banyak lagi program yang dilakukan pemerintah yang berkolaborasi dengan banyak pihak untuk meningkatkan literasi digital dan keuangan digital. But of course, there is still room for more action,” jelas Maudy.
Baca Juga: Heboh! Maudy Ayunda Ramai Dijodohkan Warganet dengan Kaesang Pangarep: Calon Mantu Presiden