Suara.com - Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) harus melakukan manuver reboost untuk menghindari kemungkinan tabrakan dengan puing satelit militer Rusia yang diledakkan.
Puing-puing itu dibuat pada 15 November 2021, ketika Rusia menghancurkan satelit militernya sendiri yang disebut Cosmos 1408.
Satelit yang diluncurkan pada 1982 itu dihancurkan oleh rudal darat.
Akibatnya, Cosmos 1408 menghasilkan cukup banyak sampah luar angkasa ketika dihancurkan, mengingat beratnya 2.200 kg.
Baca Juga: NASA Kirim Dokter Hologram ke Stasiun Luar Angkasa Internasional
Meskipun pada akhirnya puing-puing tersebut akan melambat dan terbakar, namun prosesnya bisa memakan waktu lebih dari satu dekade.
Para ahli khawatir bahwa puing-puing itu dapat menyebabkan "Efek Kessler".
Efek Kessler adalah suatu peristiwa seperti ledakan satelit di orbit rendah Bumi, menciptakan reaksi berantai karena puing-puing ini dapat menghancurkan satelit lain di orbit.
Jika hal itu terjadi, puing-puing dapat terus bertabrakan dengan satelit lain atau puing sampah antariksa lainnya.
Hal ini berpotensi menyebabkan masalah komunikasi dan membuat area ruang angkasa tidak dapat diakses oleh pesawat luar angkasa.
Baca Juga: Terjadi Lagi, Rusia Ancam Akan Keluar Dari Program Stasiun Luar Angkasa Internasional
Dilansir dari IFL Science, Selasa (26/4/2022), demi menghindari tabrakan luar angkasa seperti itu, ISS pada akhirnya berpindah tempat.
Untungnya, manuver reboost berhasil dilakukan dan menyelamatkan turis luar angkasa pertama ISS serta astronaut yang bertugas di dalamnya.