Suara.com - Jejak digital merupakan data yang ditinggalkan pengguna setelah menjelajah internet.
Tak seperti definisi jejak kaki yang mudah hilang, jejak digital tidak bisa hilang seketika.
Jejak digital bisa berbahaya jika pengguna memiliki rekam jejak yang tak biasa ketika menggunakan internet, seperti memasukkan informasi yang sangat personal atau data lain yang kurang pantas.
Jejak digital yang tidak pantas tersebut dapat mempengaruhi keamanan dan reputasi pengguna.
Baca Juga: Jaringan Internet 3G Indosat Ditargetkan Mati Akhir 2022
Umumnya, perekrut kerja atau HRD di suatu institusi akan mencari jejak digital pengguna dan menelusurinya sebagai identifikasi awal proses rekrutmen.
Menurut akun Instagram resmi Kemenkominfo, pengguna dapat menjaga jejak digital agar tetap aman dan bersih dengan tips berikut ini:
- Jangan bagikan data pribadi seperti alamat, nama keluarga, rekening ATM, dan nomor telepon.
- Jangan oversharing atau membagikan informasi pribadi di media sosial secara berlebihan. Pengguna disarankan untuk berpikir ulang sebelum memposting apa pun.
- Cek nama pengguna di Google secara berkala dan segera hapus informasi sensitif.
- Gunakan kata sandi yang unik dan berbeda untuk setiap akun media sosial.
Selain tips di atas, pengguna disarankan untuk menggunakan bahasa yang baik saat memposting sesuatu di media sosial sehingga tidak meninggalkan jejak digital yang kurang pantas.