Suara.com - Kaspersky telah mengidentifikasi pengguna yang terpengaruh di lebih dari 185 negara dan wilayah.
Rusia, Brasil, Amerika Serikat, dan India kembali menjadi empat negara teratas dengan jumlah pengguna unik terbesar yang teridentifikasi.
Jerman adalah satu-satunya negara Eropa dalam 10 negara yang terkena dampak paling besar.
Edisi laporan "State of Stalkerware" ini juga memberikan gambaran umum tentang negara-negara
yang paling terpengaruh di tingkat regional.
Baca Juga: Rumit Temukan Solusi Keamanan Sesuai, Bikin Perusahaan Sulit Meluncurkan Proyek Baru
Statistik Kaspersky untuk Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Eropa Timur (kecuali negara-negara Uni Eropa), Rusia dan Asia Tengah, dan kawasan Asia Pasifik.
Stalkerware – teknologi memungkinkan seseorang memata-matai kehidupan pribadi orang lain menggunakan perangkat pintar – telah mempengaruhi lebih dari 32.000 pengguna seluler.
Bersama dengan teknologi lainnya, stalkerware sering digunakan dalam hubungan yang kasar.
Penelitian telah mengidentifikasi keterkaitan langsung antara kekerasan online dan offline, sehingga menjadikan isu ini semakin penting untuk ditangani secara komprehensif.
Laporan ‘The State of Stalkerware in 2021’ menganalisis penggunaan stalkerware di seluruh dunia, dengan tujuan untuk lebih memahami ancaman yang ditimbulkannya.
Baca Juga: Waspada Ransomware BlackCat, Metodenya Canggih
Ini memberikan beberapa analisis tentang fenomena stalkerware dan lebih luas lagi tentang penyalahgunaan teknologi, serta tips yang ditujukan untuk organisasi nirlaba dan calon korban.
Kaspersky melihat terjadi penurunan signifikan pada pengguna yang terpengaruh, dibandingkan dengan data Kaspersky sejak 2018, dan penurunan 39 persen pada 2020.
Setidaknya 24 persen orang yang disurvei mengonfirmasi telah mengalami penguntitan menggunakan teknologi.
Sebanyak 25 perse dikonfirmasi pernah mengalami kekerasan atau pelecehan dari pasangannya.
“Teknologi TIK adalah alat yang ampuh bagi pelaku yang menggunakan kontrol paksaan, terutama
dalam hubungan di mana kekerasan sudah hadir secara offline” tulis Berta Vall Castelló dan Anna
McKenzie dari WWP EN.
Kekerasan dalam rumah tangga telah meningkat secara signifikan selama pandemi, terutama selama masa lockdown.
Selain itu, “Ada tingkat pertumbuhan perangkat pintar termasuk asisten rumah tangga, peralatan yang terhubung, dan sistem keamanan yang terhubung ke jaringan WiFi dan ponsel cerdas– yang digunakan dalam kekerasan pasangan intim.
Sementara stalkerware adalah masalah umum, di luar sana masih ada banyak alat lain yang tersedia untuk penyalahgunaan teknologi,” menurut Toby Shulruff dari proyek Safety Net NNEDV dalam keterangan resminya, Rabu (20/4/2022).