Benarkah Menghapus Email Dapat Menyelamatkan Bumi dari Perubahan Iklim?

Sabtu, 16 April 2022 | 13:40 WIB
Benarkah Menghapus Email Dapat Menyelamatkan Bumi dari Perubahan Iklim?
Ilustrasi perubahan iklim (Unsplash/Magdalena Kula Manchee)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gerakan menghapus email baru-baru ini menjadi trend di media sosial. Banyak pengguna yang menyerukan untuk menghapus email sampah atau spam untuk menyelamatkan Bumi dari perubahan iklim.

Dilansir dari Green Matters,  Sabtu (16/4/2022), email memang meninggalkan jejak karbon.

Sebagian besar email, termasuk spam ataupun yang belum dibaca dan tidak pernah dihapus biasanya disimpan di cloud.

Penyimpanan cloud membutuhkan listrik yang cukup banyak, di mana sebagian besar masih dihasilkan oleh bahan bakar fosil.

Dengan kata lain, meskipun email tidak berkontribusi pada polusi kertas, tetapi email masih berdampak pada emisi karbon.

Dalam laporan 2021 dari The Good Planet, rata-rata orang Amerika memiliki sekitar 500 email yang belum dibaca.

Ilustrasi pesan spam. [Shutterstock]
Ilustrasi pesan spam. [Shutterstock]

Jika berasumsi bahwa setiap email menyumbang 0,3 gram karbon dioksida berdasarkan emisi karbon, maka terdapat 150 gram karbon dioksida ekstra per warga Amerika Serikat.

Dalam perhitungan yang dilakukan oleh Eco2 Greetings, email berbasis teks memancarkan sekitar 4 gram CO2e (setara dengan karbon dioksida).

Sumber tersebut juga memperkirakan bahwa rata-rata tahun mengirim email memancarkan sekitar 136 kilogram CO2e, yang memiliki dampak hampir sama dengan mengemudi 200 mil menggunakan mobil bertenaga gas.

Baca Juga: BMKG: Pemerintah Harus Segera Ambil Langkah Konkret Tekan Laju Perubahan Iklim

Namun menurut Science Focus, mengirim email menggunakan sekitar 1,7 persen energi yang dibutuhkan untuk mengirim surat kertas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI