Suara.com - Samsung diketahui menggunakan varian chipset Qualcomm Snapdragon dengan chipset buatannya sendiri, Exynos.
Tidak jarang keduanya mengundang perdebatan dan komparasi mengenai performa.
Terlepas dari mana yang lebih baik, kedua chipset tersebut memiliki masalah yang sama.
Beberapa pengamat industri berpendapat bahwa masalah utama terletak pada desain chip ARM.
Baca Juga: Perbaikan Smartphone Samsung Akan Menjadi Lebih Murah?
Chipset Android seperti yang ditawarkan oleh Samsung dan Qualcomm lebih sulit mengatur konsumsi daya dan suhu.
Keduanya cepat panas dan hal itu mengarah pada penurunan kinerja yang lebih cepat serta penggunaan energi yang lebih banyak.
Baik chipset Exynos maupun Snapdragon menggunakan ARM ISA (Instruction Set Architectures).
ISA adalah model abstrak yang mendefinisikan bagaimana CPU dikendalikan oleh perangkat lunak.
Itu adalah antarmuka antara perangkat keras dan perangkat lunak, serta menentukan apa yang dapat dilakukan prosesor dan bagaimana itu melakukan tugasnya.
Baca Juga: Samsung Galaxy M23 5G Dirilis di Indonesia, Ini Harganya
Meski begitu, Apple juga didasarkan pada ARM ISA, mirip dengan Exynos dan Snapdragon.
Namun, chipset milik Apple tidak mengalami pemanasan sesering perangkat Android.
Menurut laporan terbaru, hal itu tergantung pada pengoptimalan.
Para pengamat menyoroti bahwa Apple mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh ARM ISA dengan berkolaborasi bersama ARM untuk menyempurnakan prosesornya sebelum digunakan di iOS.
Sayangnya, tidak semua produsen chipset melakukan upaya sejauh itu.
Dilansir dari Sam Mobile, Kamis (14/4/2022), Qualcomm dan Samsung sedang mengembangkan chipset untuk digunakan oleh produsen yang berbeda, sehingga keduanya sering memprioritaskan kompatibilitas daripada pengoptimalan.
Oleh karena itu, prosesor Android tidak memiliki "pengaturan sempurna" dan menggunakan desain ARM ISA yang tidak berubah.
Secara teori, Samsung bisa melakukan sesuatu untuk menghindari masalah ini.
Rumor baru-baru ini mengklaim bahwa Samsung mungkin sedang membuat chipset baru yang dirancang dan dioptimalkan secara khusus untuk lini smartphone Galaxy.
Di sisi lain, Google saat ini menggunakan chip Tensor yang dirancang untuk seri smartphone Pixel. Menariknya, Tensor diproduksi oleh Samsung.
Karena itu, kemungkinan di masa depan para produsen smartphone akan segera menawarkan chipset khusus yang disesuaikan untuk perangkat lunak mereka.