Wallace pada akhirnya menulis sebuah artikel tentang distribusi geografi fauna di Nusantara, dan juga menulis buku biogeografi pertama di dunia “The Geographical Distribution of Animals”.
Publikasi tentang distribusi fauna di Kepulauan Nusantara tersebut menginspirasi Wallace untuk menggambar garis imajiner dan zona biogeografi. Garis itu kemudian diabadikan oleh ahli biologi asal Inggris, Thomas Huxley, sebagai garis Wallacea.
Keunikan daerah Wallacea ini dapat dibuktikan dengan tingkat endemisitas fauna yang sangat tinggi. Seperti penelitian terbaru kami yang mengungkap 131 jenis baru kumbang moncong genus Trigonopterus di Pulau Sulawesi dan tujuh jenis baru lainnya di Kepulauan Tanimbar.
Dari ke-131 jenis baru di Sulawesi, 99% jenisnya hanya dapat ditemukan di Pulau Sulawesi dan dengan daerah persebaran yang sangat terbatas. Begitu juga dengan jenis baru kumbang Trigonopterus di Tanimbar yang 100% jenisnya hanya dapat ditemukan di gugus kepulauan Tanimbar saja.
Teori evolusi, antara Darwin dan Wallace
Selain itu, Wallace juga terilhami dari kecenderungan perubahan secara gradual terhadap spesies yang ia temui antara kompleks kepulauan satu dengan yang lain. Misalnya, ia menjumpai bagaimana kupu-kupu yang mengalami modifikasi sayap di tiap kepulauan.
Hal ini menurutnya disebabkan oleh tekanan jumlah pemangsa yang berbeda di tiap kompleks kepulauan sehingga mendorong seleksi modifikasi bentuk sayap kupu-kupu. Pemikiran tersebut dapat kita analogikan dengan pengamatan Darwin di Kepulauan Galapagos terhadap paruh burung Finch serta pengamatannya terhadap seleksi buatan burung merpati di London.
Pada Januari 1858 ketika Wallace bermukim di Ternate dan terserang penyakit malaria, ia menulis sebuah esai dan mengirimkannya dalam bentuk surat kepada sahabat penanya yaitu Charles Darwin. Tulisan ini guna memperkuat artikel yang ia tulis sebelumnya, yang terkenal dengan “Sarawak Law”. Wallace berharap Darwin akan mengirim tulisan tersebut kepada ilmuwan geografi terkemuka pada saat itu, Charles Lyell untuk diulas.
Namun alangkah terkejutnya Darwin ketika membaca tulisan Wallace yang memiliki ide sama seperti dirinya mengenai proses seleksi alam dan teori evolusi.
Baca Juga: Fasilitas Riset Hari Layar BRIN Danai Penelitian Tentang Badai Ekstrem dan Keanekaragaman Hayati
Oleh karena itu pada 1 Juli 1858, sebuah presentasi atas nama Darwin dan Wallace yang dimoderatori oleh Charles Lyell digelar di hadapan Linnean Society of London untuk mempresentasikan karya ilmiah keduanya. Peristiwa inilah yang kemudian dikenal sebagai awal mula revolusi ide seleksi alam dan evolusi.