Peneliti Temukan Malware Pencuri Data di Aplikasi Al-Quran hingga Waktu Salat

Minggu, 10 April 2022 | 07:35 WIB
Peneliti Temukan Malware Pencuri Data di Aplikasi Al-Quran hingga Waktu Salat
Ilustrasi Google Play Store (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti keamanan siber telah menemukan 11 aplikasi yang mengandung malware pencuri data pengguna. Rentetan aplikasi berbahaya itu ditemukan di toko aplikasi Google Play Store.

Dari total 11 aplikasi, empat di antaranya adalah aplikasi yang dipakai umat Muslim untuk penunjang ibadah seperti penunjuk arah kiblat, waktu salat, hingga aplikasi Al-Quran.

Ilustrasi Aplikasi Baca Buku Online (Pixabay)
Ilustrasi Aplikasi (Pixabay)

Berikut daftar 11 aplikasi berbahaya yang mengandung malware pencuri data pengguna, dikutip dari Phone Arena, Minggu (10/4/2022).

  • Speed Camera Radar
  • Al-Moazin Lite (Prayer Times)
  • Wi-Fi Mouse (remote control PC)
  • QR & Barcode Scanner (developed by AppSource Hub)
  • Qibla Compass - Ramadan 2022
  • Simple weather & clock widget (developed by Difer)
  • Handcent Next SMS-Text with MMS
  • Smart Kit 360
  • Al Quran MP3 - 50 Reciters & Translation Audio
  • Full Quran MP3 - 50+ Languages & Translation Audio
  • Audiosdroid Audio Studio DAW

Diketahui rentetan aplikasi ini telah diinstal lebih dari 60 juta ponsel Android di seluruh dunia. Aplikasi ini bisa mencuri data seperti email, nomor telepon, kata sandi, hingga riwayat lokasi GPS.

Baca Juga: Waspada Ransomware BlackCat, Metodenya Canggih

Melansir Middle East Eye, aplikasi berbahaya itu ditemukan oleh Joel Reardon dan Serge Egelman. Mereka menemukan sebuah kode dalam aplikasi yang bisa mencuri data pengguna Android.

Aktor di balik penyebaran kode itu berasal dari Measurement Systems S. de RL, sebuah perusahaan asal Panama. Mereka disebut membayar developer untuk memasukkan kodenya ke dalam aplikasi tersebut.

Perusahaan itu diduga memiliki hubungan dengan kontraktor pertahanan yang berbasis di Virginia. Mereka adalah pohak yang terlibat dalam pekerjaan intelijen untuk badan keamanan nasional Amerika Serikat.

Namun saat dikonfirmasi, perusahaan itu mengaku bahwa mereka tidak terlibat dalam pengumpulan data rahasia. Mereka juga menyangkal terkait hubungannya dengan kontraktor pertahanan Amerika Serikat.

Google sendiri telah menghapus 11 aplikasi tersebut pada akhir Maret kemarin. Tapi aplikasi itu masih bisa kembali muncul di Google Play Store.

Baca Juga: Aplikasi Jadul Akan Disembunyikan di Google Play Store

Karena itu, pengguna yang sudah terlanjur mengunduh dan memasang aplikasi itu disarankan untuk segera menghapusnya. Pengguna Android juga disarankan agar tidak buru-buru memasang kembali aplikasi itu dalam waktu dekat, sebelum benar-benar aman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI