Suara.com - Kecoak telah hidup sejak 66 juta tahun yang lalu, ketika batu asteroid yang dikenal sebagai penabrak Chicxulub, jatuh dari luar angkasa dan menghantam Bumi.
Dampaknya menyebabkan gempa Bumi besar dan para ilmuwan berpikir itu juga memicu letusan gunung berapi ribuan mil dari lokasi tumbukan.
Sekitar tiga perempat tumbuhan dan hewan di Bumi mati, termasuk semua dinosaurus, kecual beberapa spesies yang merupakan nenek moyang burung masa kini.
Salah satu hewan lain yang bertahan hidup adalah kecoak. Meski hanya memiliki panjang beberapa inci, batuan antariksa tidak memusnahkan spesies tersebut.
Baca Juga: Asteroid Berpotensi Berbahaya Akan Lewati Bumi Awal April 2022
Bukan tanpa sebab, itu karena kecoak dilengkapi struktur tubuh yang baik untuk hidup melalui bencana meteor.
Jika diperhatikan, kecoak memiliki tubuh yang sangat rata. Serangga yang lebih datar dapat menekan diri ke tempat yang lebih sempit.
Kondisi ini memungkinkan kecoak untuk bersembunyi secara praktis di mana saja.
Saat meteor menghantam, suhu di permukaan Bumi meningkat.
Banyak hewan tidak memiliki tempat untuk melarikan diri, tetapi kecoak bisa berlindung di celah-celah tanah kecil, yang memberikan perlindungan yang sangat baik dari panas.
Baca Juga: Gara-gara Kecoak, Nyawa Perempuan Ini Hampir Melayang
Tabrakan batu luar angkasa memicu berbagai efek, salah satunya menyebabkan banyak debu sehingga langit menjadi gelap.
Itu membuat Matahari meredup, suhu menurun, dan kondisi menjadi dingin.
Dengan sedikit sinar Matahari, tanaman harus bertahan hidup dan banyak organisme lain yang bergantung pada tanaman tersebut.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi kecoak. Tidak seperti beberapa serangga yang lebih suka memakan satu tanaman tertentu, kecoak adalah pemakan segalanya.
Dengan kata lain, kecoak akan memakan sebagian besar makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan, kardus, bahkan kotoran.
Memiliki pola makan yang tidak pemilih memungkinkan kecoak untuk bertahan hidup dari peristiwa kepunahan dinosaurus.
Dilansir dari Live Science, Rabu (6/4/2022), sifat lain yang membantu lainnya adalah kecoak bertelur dalam kotak pelindung kecil.
Kotak telur yang disebut oothecae ini bersifat keras dan melindungi telur dari kerusakan fisik dan ancaman lainnya, seperti banjir dan kekeringan.
Hingga saat ini, para ilmuwan memperkirakan ada lebih dari 4.000 spesies kecoak.
Hewan ini merupakan ancaman terbesar bagi kesehatan manusia karena dapat memicu serangan asma dan reaksi alergi.
Namun, kecoak lebih dari sekadar hama yang harus dikendalikan.
Para ilmuwan yang mempelajari kecoak mengatakan bahwa tubuh hewan tersebut sangat baik sebagai ide untuk merancang robot.