Suara.com - Sebuah asteroid yang baru ditemukan seukuran rumah, melintas di dekat Bumi pada Senin (283/2022). Tidak ada alasan untuk khawatir dengan kehadirannya.
Menurut bagan asteroid flybys NASA, asteroid yang disebut 2022 FB2, berukuran sekitar 49 kaki (15 meter) dan akan mendekat dalam jarak 93.400 mil (150.000 kilometer).
Sebagai perbandingan, jarak rata-rata antara Bumi dan bulan adalah sekitar 239.000 mil (385.000 kilometer).
Menurut database NASA, para astronom pertama kali mendeteksi 2022 FB2 pada Sabtu (26/3/2022).
Baca Juga: Astronom Melihat Asteroid Beberapa Jam Sebelum Menabrak Bumi
Flyby mengikuti jejak asteroid lain, yang disebut 2022 FD1, yang melintas hanya dalam jarak 5.400 mil (8.700 kilometer) dari Bumi pada Kamis (24/3/2022).
Sebagaimana melansir laman Space.com, Selasa (29/3/2022), asteroid itu ditemukan oleh astronom Krisztián Sárneczky, yang mengumumkan penemuan itu di Twitter.
Menurut database yang dikelola oleh Pusat Studi Objek Dekat Bumi (CNEOS) NASA di Jet Propulsion Laboratory (JPL) di Pasadena, California, asteroid 2022 FD1 adalah batu ruang angkasa kecil, dengan perkiraan terbesar mengelompokkannya sekitar 12,1 kaki (3,7 meter).
Baru-baru ini, Sárneczky juga menemukan asteroid bernama 2022 EB5, yang benar-benar menabrak Bumi pada 11 Maret lalu dan terbakar di atas Laut Norwegia.
Itu ditemukan hanya dua jam sebelum tumbukan, dengan para astronom dengan cepat melakukan pengamatan lanjutan yang memungkinkan sistem bahaya, dampak Scout NASA memprediksi di mana dan kapan 2022 EB5 akan menghantam atmosfer Bumi.
Baca Juga: Asteroid Paling Berbahaya dalam 1 Dekade Akan Lewati Bumi Tahun Depan
"Asteroid-asteroid kecil seperti 2022 EB5 sangat banyak dan mereka cukup sering berdampak ke atmosfer - kira-kira setiap 10 bulan atau lebih," kata Paul Chodas dari NASA, direktur CNEOS di JPL, dalam sebuah pernyataan.
Tetapi, tambahnya, sangat sedikit dari asteroid ini yang benar-benar terdeteksi di luar angkasa dan diamati secara ekstensif sebelum tumbukan.
"Pada dasarnya karena mereka sangat redup hingga beberapa jam terakhir dan teleskop survei harus mengamati titik langit yang tepat pada waktu yang tepat untuk satu untuk dideteksi," jelas dia.
Chodas dan ilmuwan lain di seluruh dunia secara teratur mengawasi apa yang disebut NASA sebagai "asteroid yang berpotensi berbahaya" dengan orbit yang membawa mereka dalam jarak 4,6 juta mil (7,5 juta km) dari Bumi.