Fakta Unik Pemimpin Lapsus$ yang Bobol Microsoft

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 27 Maret 2022 | 12:29 WIB
Fakta Unik Pemimpin Lapsus$ yang Bobol Microsoft
Ilustrasi Cyber Hacker. (Unsplash//Clint Patterson)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin peretas Lapsus$ yang berhasil membobol Microsoft dan perusahaan teknologi lainnya, seperti Nvidia, memiliki fakta unik.

Rupanya, seorang remaja berusia 16 tahun dengan kondisi autisme di balik peretasan besar tersebut.

Fakta ini dikonfirmasi Kepolisian di London yang mengaku telah menangkap beberapa remaja dengan rentang usia 16 hingga 21 tahun.

Remaja ini diduga terkait dengan pembobolan data yang dialami oleh para raksasa perusahaan teknologi tersebut.

Baca Juga: Rumus VLOOKUP Excel

Pemimpin Lapsus$ itu dikenal dengan nama samaran "White" dan "Breachbase" dan masih tinggal bersama dengan orang tuanya di kawasan Oxford.

Sebagaimana mengutip Bloomberg, Minggu (27/3/2022), peneliti teknologi menyebutkan aksi Lapsus$ dalam membobol data korbannya terbilang sangatlah cepat dan ahli.

Microsoft. [Greg Baker/AFP]
Microsoft. [Greg Baker/AFP]

Awalnya, peretasan itu dinilai para peneliti merupakan kesalahan otomatis dari sistem.

Setelah melancarkan aksi mencuri data internal perusahaan- perusahaan teknologi, Lapsus$ secara terang-terangan mengungkap aksinya dan memeras perusahaan tersebut dengan hasil curiannya itu.

Microsoft menjadi salah satu korban dari pencurian data oleh Lapsus$, tidak diam dan mengumumkan bahwa pihaknya telah diperas oleh kelompok Lapsus$ yang disebut Microsoft sebagai DEV-0537.

Baca Juga: Microsoft Akui Kena Retas, Data 37GB Dibobol Hacker

“Tidak seperti kebanyakan kelompok peretas yang berada di bawah radar, DEV-0537 tampaknya tidak menutupi jejaknya,” kata Microsoft dalam unggahan blog mereka.

“Mereka (Lapsus$) mengumumkan serangan mereka di media sosial atau mengiklankan niat mereka untuk membeli kredensial dari karyawan organisasi target," jelas Microsoft.

Mereka melanjutkan, DEV-0537 mulai menargetkan organisasi di Inggris dan Amerika Selatan tetapi diperluas ke target global, termasuk organisasi di sektor pemerintahan, teknologi, telekomunikasi, media, ritel, dan perawatan kesehatan.

Dengan cara kerjanya tersebut, ternyata akhirnya peneliti serta pihak kepolisian dapat melacak "White", yang merupakan anak berusia 16 tahun.

Fakta lainnya adalah ia masih tinggal bersama orang tuanya di rumah sederhana.

Sementara itu, dari laporan BBC, ayah dari anak yang diduga "White" itu mengaku, tidak tahu bahwa anaknya selama ini merupakan peretas global.

Ilustrasi Peretasan. [Pete Linforth/Pixabay]
Ilustrasi Peretasan. [Pete Linforth/Pixabay]

Ayahnya mengira anaknya hanya senang bermain gim di personal computer (PC).

Keluarganya sering mencoba untuk menjauhkan anaknya dari kecanduan pada komputer.

Kepolisian London pun menyebut pihaknya telah mengamankan anak- anak muda yang diduga merupakan bagian dari komunitas Lapsus$. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI