Sebaiknya Pilih Air Minum Kemasan Berbahan Polikarbonat atau PET? Ini Kata Peneliti IPB

Jum'at, 25 Maret 2022 | 10:20 WIB
Sebaiknya Pilih Air Minum Kemasan Berbahan Polikarbonat atau PET? Ini Kata Peneliti IPB
Ilustrasi galon. (Elements Envanto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini, di pasaran tersedia dua pilihan bagi konsumen untuk membeli air minum dalam kemasan (AMDK) ukuran galon, yaitu yang berisi 19 liter, yang terbuat dari Polikarbonat (PC) dan air berisi 15 liter, dalam galon yang terbuat dari Polietilena Tereftalat (PET). Banyak muncul pertanyaan di masyarakat, sebenarnya yang mana yang lebih baik untuk dipilih dari kedua kemasan ini?

Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center, Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma mengatakan, untuk membandingkan kedua jenis kemasan galon ini harus dilihat dari beberapa aspek, agar lebih adil dan tidak diskriminatif.  Perbandingan bisa dinilai dari aspek karakteristik fungsional kemasan, aspek lingkungan, aspek keamanan pangan, dan aspek ekonomi.

“Hasil perbandingan PC dan PET diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen dalam memilih produk AMDK dengan galon plastik sesuai kebutuhannya,” ujarnya.

Dari sifat fungsional kemasan, Nugraha mengatakan, plastik PC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dari PET. Plastik PC lebih fleksibel, sehingga lebih tahan dari resiko pecah/retak.

Baca Juga: Benarkah Air Galon Berbahaya dan Bisa Memicu Kanker? Ini Jawaban Para Ahli

Plastik PC juga memiliki ketahanan gores dan ketahanan benturan yang lebih baik dengan suhu transisi gelas (Tg) yang lebih tinggi (Tg PC=150° C; Tg PET = 70° C), sehingga tahan untuk dicuci dengan suhu panas antara 60°-80° C dengan penyikatan menggunakan sikat plastik tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan kemasan.

Selain itu menurut Nugraha, kemasan PC guna ulang sering disebut juga dengan kemasan multitrip, karena mengalami banyak perjalanan, yaitu dari pabrik dikirim ke distributor/toko/penjual lalu dibawa ke konsumen, kemudian kemasan kosong dikembalikan lagi oleh konsumen ke penjual/toko/distributor untuk dikirimkan ke pabrik dan digunakan ulang, dan siklus ini dapat terjadi berulang-ulang hingga kemasan galon PC dianggap tidak layak lagi karena rusak/pecah.

Sebaliknya, kata Nugraha, galon PET memiliki risiko lebih mudah tergores saat dilakukan pencucian dengan menggunakan sikat.

“Karena kriteria inilah, PC memiliki keunggulan dibandingkan PET, karena andal digunakan untuk kemasan guna ulang atau multitrip yang lebih banyak,” tukasnya.

Nugraha menambahkan, plastik PC memiliki densitas yang sedikit lebih rendah dibandingkan PET. Artinya, jika botol galon dibuat dengan bentuk dan ukuran serta ketebalan yang sama, maka galon dari PC akan memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan galon dari PET.

Baca Juga: Dokter Spesialis Anak: Tidak Ada Hubungan Autisme dengan Air Galon Polikarbonat

Tapi untuk tujuan penggunaan sebagai kemasan guna ulang, botol galon PC juga bisa dibuat lebih berat daripada PET, sehingga kekuatan mekanisnya lebih kuat. Data absorpsi air menunjukkan bahwa pada plastik PC, absorpsinya lebih rendah dibandingkan pada PET, sehingga dapat dikatakan bahwa PC lebih tahan terhadap air dibandingkan PET.

Adapun dari aspek lingkungan, Nugraha menyampaikan bahwa kemasan guna ulang lebih baik dibandingkan kemasan galon PET. Alasannya, galon PC sama sekali tidak menghasilkan sampah, karena kemasan digunakan kembali. Galon PC juga mengurangi energi yang digunakan untuk mendaur ulang.

Menurut Nugraha, pada praktiknya, proses daur ulang memerlukan tahapan yang sangat panjang, dari mulai pengumpulan sampah kemasan plastik, pemilahan jenis sampah plastik, proses pengecilan ukuran menjadi potongan-potongan kecil, proses pencucian dan pengeringan, proses ekstrusi (butuh energi panas tinggi) dan proses pencetakan (perlu energi panas yang tinggi).

Alasan lainnya, galon PC tidak menimbulkan cemaran udara dan air dari proses mendaur ulang sehingga dapat mengurangi penggunaan sumber daya atau bahan untuk proses produksi (misalnya bahan bakar minyak, listrik, dan persediaan air); menghemat biaya pembelian bahan karena untuk proses daur ulang tidak semua bahannya berasal dari bahan daur ulang; serta menghemat biaya pembuangan/penanganan sampah.

“Jadi dari aspek lingkungan, kemasan galon PC lebih unggul dibandingkan galon PET karena lebih ramah lingkungan. Kemasan galon PC memiliki guna ulang yang lebih panjang dibandingkan galon dari PET,” tuturnya.

Dari aspek keamanan, Nugraha mengatakan, BPOM pada halaman web resminya pada 21 Januari 2021, telah memberikan penjelasan bahwa kandungan BPA pada kemasan galon AMDK yang terbuat dari PC selalu diawasi dan diperiksa secara rutin, dan selama lima tahun terakhir hasilnya menunjukkan, migrasi BPA pada AMADK di bawah 0.01 bpj (10 mikrogram/kg) atau masih jauh di bawah batas maksimal, yaitu 0.6 bpj (Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan).

Kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) juga menyatakan bahwa belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA, karena data paparan BPA masih terlalu rendah untuk dapat menimbulkan bahaya kesehatan. Beberapa penelitian internasional juga menunjukkan penggunaan kemasan PC, termasuk galon AMDK secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA.

Meskipun kemasan galon dari PET tidak memiliki risiko migrasi BPA, tetapi menurut Nugraha, sebenarnya terdapat risiko lain dari plastik ini, yaitu migrasi senyawa asetaldehida dan etilen glikol. Risiko plastik PET ini belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Senyawa asetaldehida memiliki risiko terhadap kesehatan, yang mungkin lebih tinggi dibandingkan BPA, karena termasuk ke dalam senyawa karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Di dalam Per BPOM Nomor 20 Tahun 2019, migrasi asetaldehida dari PET dibatasi maksimum 6 bpj, sementara etikena glikol memiliki sifat racun yang jika terkonsumsi secara berlebihan bisa menimbulkan gangguan ginjal dan kerusakan otak.

“Dari aspek keamanan pangan, kemasan galon dari PC maupun dari PET sama-sama memiliki risiko migrasi senyawa yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatan. Tapi akan tetap aman untuk digunakan, asal keduanya memenuhi ambang sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh BPOM,” katanya.

Dari aspek ekonomi, Nugraha menyebut,  jika dibandingkan harga biji plastik (resin) sebagai bahan baku pembuatannya, resin PET lebih murah (1.15 Euros/kg) dibandingkan dengan resin PC (3.98 Euros/kg), sehingga harga per satuan kemasan galon PC mungkin lebih mahal dibandingkan dengan harga persatuan galon PET.

“Tapi kita tidak dapat membandingkannya hanya dari sisi harga per botol galonnya saja, karena umur pakai kemasan galon juga harus dipertimbangkan. Galon PET memiliki guna ulang yang lebih singkat dan sering hanya digunakan sekali pakai, karena konsumen tidak mengembalikannya ke produsen AMDK. Sedangkan galon PC dapat digunakan ulang hingga puluhan kali,” tukasnya.

Bagi konsumen, perbandingan harga produk AMDK ukuran galon, akan lebih mudah dan adil jika dibandingkan harga jual per liternya. Dari survei di area Bogor, dari penjual/toko yang sama, diperoleh data bahwa harga AMDK galon PET berisi 15 liter maupun AMDK galon PC berisi 19 L dijual dengan harga yang sama yaitu Rp19.5000.

“Harga per liternya AMDK dengan galon PET adalah Rp1.300, sedangkan AMDK dengan galon PC adalah Rp1.026,32. Artinya dari aspek ekonomi, konsumen akan memperoleh keuntungan dengan galon PC karena harga AMDK per liternya lebih murah dibandingkan dengan galon PET,” ujarnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI