Angka ini setara dengan 13 persen dari seluruh jumlah angkatan kerja di Indonesia.
Kendati demikian, hanya 36 persen perusahaan di Indonesia yang sudah siap menyelenggarakan pelatihan yang dibutuhkan.
Ini tentu akan berdampak pada daya saing perusahaan, terutama dengan tingkat produktivitas, inovasi, serta loyalitas karyawan di perusahaan-perusahaan tersebut.
Lim menilai, bertransisi menuju ke perekonomian digital-first menjadi kunci dalam upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19, sekaligus membangun fondasi perekonomian yang makin kuat di masa depan.

"Ini tentu perlu kolaborasi dan peran serta dari pemerintah bersama-sama dengan kalangan perusahaan, karyawan, penyelenggara pelatihan dalam turut mendukung terpenuhinya kebutuhan penyelenggaraan pelatihan digital yang terus meningkat saat ini," jelasnya.