Suara.com - Pejabat kementerian pertahanan Rusia mengaku bahwa negaranya menggunakan rudal hipersonik baru dalam serangan di Ukraina pada Jumat (18/3/2022), menandai pertama kalinya Rusia menggunakan senjata tersebut.
Rudal hipersonik yang disebut Kinzhal (dalam bahasa Rusia berarti belati) digunakan dalam serangan terhadap gudang bawah tanah di Ukraina barat daya.
Rudal hipersonik adalah senjata yang mampu meluncur dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, yaitu sekitar 3.800 mph.
Kecepatan dan kemampuan senjata itu untuk bermanuver ke target membuatnya sangat sulit untuk dilacak dan ditembak jatuh.
Baca Juga: Perang Rusia Ukraina Dibandingkan dengan Kisah Daud dan Goliat
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Rusia, China, dan Korea Utara telah mengembangkan senjata hipersonik.
Beberapa di antaranya diluncurkan ke luar angkasa untuk mengejar penerbangan jarak jauh dan kemampuan manuver.
Dilansir dari Space.com, Selasa (22/3/2022), Kinzhal dibawa oleh jet tempur MiG-31K Rusia dan memiliki jangkauan yang dilaporkan 1.240 mil atau sekitar 2.000 km.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya juga mengembangkan rudal balistik hipersonik incontinental yang disebut Avangard.
Di sisi lain, Korea Utara mengklaim telah menguji coba rudal hipersoniknya tahun ini.
Baca Juga: LG Hentikan Penjualan Produk ke Rusia
China juga meluncurkan uji coba rudal hipersonik pada Agustus lalu, sementara militer Amerika Serikat menguji teknologi tersebut dalam serangkaian peluncuran roket pada Oktober.
Ada lebih banyak perusahaan kedirgantaraan yang saat ini mengembangkan teknologi hipersonik untuk mengembangkan jet yang lebih cepat dalam perjalanan udara, seperti Stratolaunch dan Hermeus Corp.