Suara.com - Pakar Polimer Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Zainal Abidin mengatakan, galon air berbahan Polietilena tereftalat (PET) memiliki temperatur transisi gelas pada suhu 80 derajat Celcius, sedang galon berbahan Polikarbonat (PC) bertemperatur transisi 150 derajat Celcius.
“Galon berbahan PET akan lebih berisiko jika terkena sinar matahari ketimbang jenis PC,” ujar Zainal, Jakarta, Senin (21/3/2022).
Hal ini diungkapkannya menanggapi jenis galon air dengan bahan berbeda. Galon yang berbahan plastik PET yang digunakan untuk sekali pakai, dinilai lebih berisiko, jika terkena sinar matahari dan benturan dibanding yang berbahan PC.
Galon PET memiliki temperatur transisi gelas (Tg) yang jauh lebih rendah dibanding yang berbahan Polikarbonat (PC). Suhu transisi gelas adalah suhu dimana suatu polimer mengalami perubahan dari liquid (yang mengalir, walapun mungkin sangat lambat) menjadi bentuk solid.
Zainal menjelaskan, semua material monomer yang dijadikan bahan pembuat galon, baik PET dan PC memiliki risiko bahaya. Adapun monomer yang digunakan sebagai bahan pembuat galon PET adalah etilen glikol, dan untuk galon PC adalah Bisphenol A (BPA).
Menurut Zainal, dalam pembuatan galon-galon di pabrik, kemungkinan masih ada monomer yang tidak bereaksi dan terjebak di dalam plastiknya. Namun katanya, monomer yang tersisa itu biasanya tidak banyak, sehingga jikapun terlepas, maka tidak akan membahayakan bagi kesehatan.
Karakteristik alamiah dari galon berbahan PET dan PC itu, kalau temperaturnya makin tinggi, maka monomernya juga akan lebih mudah larut atau terlepas.
“Karena pada temperatur yang cuma 80 derajat Celcius, galon PET sudah rontok kekuatannya, sedangkan galon PC baru rontok pada suhu 150 derajat Celcius,” ujarnya.
Begitu juga jika terjadi benturan saat pendistribusiannya. Menurut Zainal, galon PET tetap lebih berisiko dibanding galon PC, karena galon PET lebih cepat rusak jika terjadi benturan, sedang galon PC lebih awet.
Baca Juga: Pakar Teknologi Pangan IPB: Kandungan BPA dalam Galon Air Minum Tak Bahayakan Kesehatan
“Galon PET lebih lemah dan lebih tidak kuat. Kalau terguncang, PET lebih banyak monomernya yang terlepas,” tukasnya.