Kebut Akses Internet, Kominfo Minta Operator Kaji Hapus Layanan 3G

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 16 Maret 2022 | 16:24 WIB
Kebut Akses Internet, Kominfo Minta Operator Kaji Hapus Layanan 3G
Ilustrasi jaringan 3G. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meminta operator seluler melakukan kajian rencana penghapusan jaringan 3G, yang dinilai sudah tidak efisien dan efektif di tengah keterbatasan spektrum frekuensi.

Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika/Plt Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo, Ismail menuturkan, pemanfaatan telekomunikasi oleh masyarakat semakin tinggi pasca-pandemi Covid-19.

Jaringan pita lebar atau broadband di Indonesia itu dimanfaatkan operator dengan menyediakan layanan paralel dari 2G, 3G, 4G, sampai yang terbaru 5G.

"Hal ini menimbulkan masalah biaya bagi operator dari sisi jaringan, sumber daya manusia, dan juga
mempersiapkan ekosistem pendukungnya,” ujar Ismail.

Masalah kedua yang muncul menurut Ismail adalah keterbatasan spektrum frekuensi.

Baca Juga: Buka DEWG, Menkominfo: Transformasi Digital untuk Dunia

Menurutnya, pemerintah memberi kebebasan bagi operator untuk memilih teknologi apa yang
akan digunakan dalam melayani kebutuhan masyarakat atau menganut azas teknologi netral.

Layanan 3G. [Envato]
Layanan 3G. [Envato]

“Ketika spektrum frekuensi yang terbatas ini harus dimanfaatkan operator secara efektif dan efisien, kalau digunakan untuk menjalankan serentak 3G dan 4G maka ini akan menambah beban baru bagi operator,” katanya.

Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, Ismail menilai, masyarakat tidak akan peduli jenis jaringan seluler yang digunakan oleh operator.

Konsumen menurutnya hanya ingin layanan telekomunikasi tersebut tersedia di mana saja, dengan kualitas yang baik, serta terjangkau tarifnya.

“Kalau operator mau menghentikan 3G, maka masyarakat harus dijamin layanannya tersedia
dan terjangkau biayanya," ujar dia.

Baca Juga: Kemitraan Nusantara Jaya Terpilih Jadi Pelaksana Proyek Satelit Cadangan untuk Satria-1

Karena itu, Ismail menambahkan, perlu kajian lebih dulu sebelum mematikan 3G.

"Menurut riset yang dilakukan, pengguna layanan 3G masih ada di Indonesia,” ungkapnya saat membuka diskusi daring IndoTelko Forum bertema ‘Digitalisasi Masih Butuh 3G?’, Rabu (16/3/2022).

Mengutip data OpenSignal, Ismail memaparkan sebanyak 16,8 persen pelanggan operator telekomunikasi tidak memiliki perangkat menunjang 4G, meskipun wilayah mereka sudah dilayani oleh jaringan generasi keempat.

Kemudian, sebanyak 10,9 persen pelanggan disebutkan wilayahnya belum tersedia 4G.

Oleh karena itu, menurutnya, meskipun secara regulasi sudah menganut azas teknologi netral, Kominfo menghimbau agar operator melakukan pendalaman data-data kuantitatif yang ada.

"Jangan sampai suatu keputusan merugikan masyarakat. Kami ingin mendapatkan laporan dari operator supaya kualitas layanan bisa ditingkatkan, penghentian 3G dilakukan secara baik karena sudah mengkaji berbagai aspek tersebut,” kata dia.

Menara BTS. [Envato]
Menara BTS. [Envato]

Sementara Doni Ismanto Darwin, Founder IndoTelko Forum, menilai dengan mempertahankan teknologi seluler yang ketinggalan zaman dan biaya tinggi seperti 3G tentu tidak senafas dengan semangat transformasi digital.

“Melakukan cut off 3G secara nasional akan menjadi simbolisasi sekarang menjadi tahun transformasi digital di Indonesia, seperti di negara lainnya," ujar Doni.

Di Amerika Serikat, dia menambahkan, pemain seperti AT&T, Verizon, dan T-Mobile akan cut off layanan 3G tahun ini sesuai perencanaan dari The Federal Communications Commission (FCC) yang akan memanfaatkan frekuensi 3G untuk 5G.

Disarankannya, Kominfo perlu meniru langkah FCC yang memberikan peta jalan bagi pelaku
usaha untuk cut off 3G segera.

“Peta jalan itu berisikan jadwal, klaster dimulainya cut off, mitigasi layanan, edukasi pelanggan, dan lainnya. Jika regulasi bisa cepat dikeluarkan, saya rasa operator bisa segera melakukan cut off tahun ini juga karena secara teknis mereka sudah siap,” katanya.

Marwan O. Baasir, Sekjen Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI)
memastikan, seluruh operator anggota asosiasi mendukung upaya pemerintah mempercepat
transformasi digital.

“Kami juga mendukung wacana penghapusan 3G, karena dengan demikian spektrum frekuensi 2.100 Mhz bisa dioptimalkan operator untuk 4G dan juga 5G yang lebih efisien dari berbagai aspek,” papar Marwan.

Dalam catatan ATSI, jumlah traffic penggunaan 3G di Indonesia saat ini kurang dari 10 persen dari
total traffic data seluruh operator.

Ilustrasi calon pembeli perangkat teknologi telekomunikasi (Shutterstock).
Ilustrasi perangkat teknologi telekomunikasi (Shutterstock).

Ia menyebutkan, masyarakat saat ini lebih banyak yang merasakan manfaat penggunaan 4G karena bisa menyediakan akses internet yang lebih cepat, sehingga lebih kenyamanan dan mudah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI