Suara.com - Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi mengatakan, saat ini proses pembangunan Satelit Republik Indonesia generasi pertama atau Satelit Satria-1 telah mencapai 70 persen.
Hal ini ia sampaikan sebagai hasil kunjungan kerja Menteri Kominfo Johnny G. Plate ke luar negeri, di mana salah satunya adalah ke Prancis pada 2-6 Maret 2022 kemarin.
"Saat ini progress Satelit Satria-1 telah mencapai 70 persen, ini sangat penting," kata Dedy dalam konferensi pers virtual, Jumat (11/3/2022).
Ia mengharapkan Satria-1 dapat diluncurkan ke orbit sesuai jadwal yang sudah disepakati sebelumnya, yaitu pada bulan Juni tahun 2023 mendatang.
Baca Juga: Sebanyak 11 Stasiun Bumi di Bangun untuk Dukung Satelit Satria-1
"Dan diharapkan Satria-1 mulai beroperasi secara komersial pada kuartal empat 2023," sambung dia.
Satelit Satria-1 sendiri memiliki kapasitas transmisi 150Gbps dan sudah dikerjakan sejak 3 September 2020. Satelit Satria-1 dimaksudkan untuk menyediakan internet di 150.000 titik layanan publik, terbanyak untuk sekolah dan pesantren (93.900 titik) untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer.
Satelit itu juga akan memberikan akses internet untuk puskesmas dan rumah sakit di 3.700 titik dan 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah 3T.
Satelit Satria-1 diproduksi oleh perusahaan Thales Alenia Space yang berlokasi di Prancis. Nantinya satelit itu akan diluncurkan dengan roket milik SpaceX milik Elon Musk.
Baca Juga: Pembangunan Satelit Satria-1 Sudah Capai 33 Persen