BMKG dan BRIN Kembangkan Pemodelan Tsunami Merah Putih

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 07 Maret 2022 | 21:28 WIB
BMKG dan BRIN Kembangkan Pemodelan Tsunami Merah Putih
BRIN dan BMKG akan mengembangkan pemodelan tsunami Merah Putih. Foto: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia Dwikorita Karnawati (kiri) memaparkan hasil modeling kegempaan di Pendopo, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (4/3/2021). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Riset Nasional dan Inovasi (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengembangkan pemodelan tsunami Merah Putih untuk memperkuat sistem peringatan dini tsunami di Indonesia atau Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS).

"Kami mengembangkan dan membangun sumber daya manusia dan infra-suprastruktur pemodelan tsunami Merah Putih yang dapat diimplementasikan di sistem peringatan dini tsunami di Indonesia," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Widjo Kongko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Kolaborasi BRIN dan BMKG tersebut dilakukan dalam kerangka Konsorsium Pokja Tsunami. Kolaborasi tersebut rencananya dilakukan dalam 2-3 tahun mulai 2022 sampai 2023 atau 2024.

“Kami ingin berkolaborasi untuk bersama-sama membangun satu sistem pemodelan tsunami guna mendukung program InaTEWS, sistem ini disebut sebagai model tsunami Merah Putih," ujarnya.

Baca Juga: Belasan Alat Peringatan Dini Tsunami di Pantai Selatan Rusak, Ini Penyebabnya

Pokja Tsunami memiliki tugas untuk merencanakan kebijakan di bidang tsunami serta kegiatan penunjangnya secara berkelanjutan, baik berupa program jangka pendek maupun jangka menengah, serta memberikan masukan strategi kebijakan pengamatan tsunami, pengolahan dan analisis data tsunami, modeling, diseminasi dan layanan tsunami, serta emerging teknologi tsunami.

Untuk merancang pemodelan tsunami tersebut, Widjo mengatakan perlu harmonisasi regulasi dari masing-masing kementerian/lembaga (K/L) atau konsorsium yang terlibat, dan membutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan pihaknya siap bekerja sama untuk mewujudkan keberlanjutan teknologi pemodelan dan mitigasi tsunami di Indonesia, sekaligus untuk meregenerasi InaTEWS yang dirintis sejak 2008.

Ia berharap InaTEWS dengan pemodelan Merah Putih tersebut dapat segera direalisasikan dalam kurun waktu 1-2 tahun. [Antara]

Baca Juga: Warga Maumere Mengungsi ke Tempat Aman Menyusul Adanya Peringatan Dini Tsunami

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI