Suara.com - Pemerintah Rusia kini memblokir akses ke Facebook dan Twitter. Ini sebagai ajang balas dendam pemerintah karena keduanya dinilai mendiskriminasi media milik Rusia.
Roskomnadzor selaku regulator komunikasi Rusia menyatakan bahwa pemblokiran ini dilakukan usai Facebook dan Twitter membatasi akses ke layanan berita milik pemerintah.
President of Global Affairs Meta, Nick Clegg mengungkapkan bahwa kebijakan ini menandakan kalau jutaan orang Rusia kehilangan akses untuk mencari informasi dan membungkam ekspresi mereka, sebagaimana diwartakan Techradar, Minggu (6/3/2022).
Sebelum itu, Facebook telah memblokir iklan untuk pengguna Rusia. Beberapa platform teknologi seperti Google, Snapchat, hingga Twitter pun menerapkan langkah serupa.
Baca Juga: Nintendo Tutup Layanan eShop di Rusia
Pemerintah awalnya merespons dengan membatasi akses ke Facebook dan Twitter. Aksi balas dendam kemudian berlanjut dengan kebijakan blokir ke dua media sosial tersebut.
Rusia memang dinilai sebagai negara yang memiliki kebijakan ketat terkait internet dan platformnya.
Misalnya pada Jumat lalu, mereka baru saja memberlakukan peraturan yang melarang penyebaran berita palsu terkait konflik Rusia-Ukraina.
Sejak saat itu, media seperti BBC menangguhkan peliputan di Rusia untuk melindungi jurnalisnya agar tak ditangkap pemerintah.
Baca Juga: Usai Facebook, YouTube Blokir Iklan di Channel Milik Rusia