Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) melaporkan bibit siklon tropis 95S tumbuh di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa.
Deputi Bidang Meteorologi Guswanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (2/3/2022) mengatakan dampak pertumbuhan bibit siklon tersebut memengaruhi potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat di Provinsi Banten dan Jawa Tengah.
"Bibit Siklon Tropis 95S dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan" ujarnya.
Ia menjelaskan bibit Siklon Tropis 95S tumbuh di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa, tepatnya di -10,9 Lintang Selatan dan 111,2 Bujur Timur, dengan kecepatan angin maksimum di sekitar pusat sistemnya mencapai 30 knot (56 km/jam) dan tekanan udara minimumnya mencapai 996.8 hPa.
Baca Juga: BMKG: Hujan Ekstrem Hingga Banjir di Indonesia karena Perubahan Iklim
"Peluang bibit siklon 95S dapat meningkat menjadi siklon tropis dalam periode 24 jam ke depan berada pada kategori sedang, dengan arah pergerakan ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia," ujarnya.
Bibit siklon itu juga memengaruhi terbentuknya angin kencang di beberapa wilayah di Provinsi Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur.
Ada potensi gelombang hingga 2,5 meter di Laut Jawa, perairan utara Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian utara.
Sementara gelombang hingga 4 meter berpotensi terjadi di Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudera Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat, perairan selatan Banten hingga Bali, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan/Samudera Hindia selatan Bali hingga NTB.
Terakhir ada potensi gelombang hingga 6 meter di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
BMKG terus melakukan pemantauan perkembangan potensi siklon tropis dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya, beserta potensi dampak cuaca ekstrem.
Masyarakat diimbau untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak, menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.
Para pemangku kepentingan yang terkait kebencanaan untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya. [Antara]