Suara.com - Hasil riset yang dilakukan Lazada bersama YCP Solidiance menunjukkan bahwa pengembangan talenta digital di Indonesia harus lebih digencarkan, di antaranya melalui kolaborasi intensif dengan para pemangku kepentingan di industri baik dari pemerintah maupun swasta.
Partner & Head of YCP Solidiance Indonesia Gervasius Samosir memaparkan bahwa berdasarkan riset bertajuk Studi Lazada 2021: Pengembangan Talenta untuk Ekonomi Digital Indonesia yang dilakukan pada akhir tahun lalu, kebanyakan talenta di Indonesia kurang memiliki keinginan untuk mengadopsi keterampilan yang dibutuhkan dalam industri.
"Keinginan yang kurang dalam mengadopsi skill sets yang dibutuhkan ini tentunya harus menjadi tujuan utama para pemangku kepentingan dalam melakukan audiensi, diskusi, dan edukasi kepada masyarakat," ujar Gervasius dalam diskusi virtual pada Rabu (2/3/2022).
Menurut Gervasius, seluruh pemangku kepentingan perlu berkolaborasi secara nyata untuk mengembangkan infrastruktur pendidikan agar dapat menghasilkan talenta digital yang memiliki keterampilan sesuai kebutuhan industri.
Baca Juga: Diminta Pulang Jokowi, Ini Alasan Talenta Indonesia Bertahan di Luar Negeri
Adapun keterampilan yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi digital, tutur Gervasius, adalah keterampilan sosial, keterampilan digital, dan keterampilan bisnis.
Gervasius mengatakan, keterampilan sosial meliputi cara seseorang dalam berinteraksi, menyelesaikan masalah, dan manajemen diri. Sedangkan keterampilan digital meliputi literasi digital, manajemen dan analisis data, serta kemampuan dalam pemetaan dan pengembangan produk digital. Sementara dari sisi keterampilan bisnis, meliputi perencanaan bisnis hingga manajemen proyek.
Selain kolaborasi yang intensif dari pemangku kepentingan, menurut Gervasius, juga diperlukan pola pikir yang cerdas dan terus tumbuh agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi agar talenta lebih siap untuk berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi digital.
"Terakhir, dibutuhkan pemetaan yang lebih mendalam terkait bagaimana masing-masing pemangku kepentingan dapat memetakan kebutuhan dari pengembangan talenta di seluruh level ekonomi dan di seluruh wilayah baik nasional maupun daerah," imbuh dia.
Pengembangan talenta digital memang menjadi hal yang sangat penting dilakukan saat ini karena Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2030, di mana sekitar 60 persen dari jumlah penduduk berada di usia produktif.
Baca Juga: Diminta Pulang ke Indonesia, Ainun Najib Ingin Anaknya Bersekolah di Singapura Seperti Putra Jokowi
Executive Director Lazada Indonesia Ferry Kusnowo mengatakan, penduduk yang berada di usia produktif itu harus dipastikan memiliki keterampilan agar bisa berdaptasi dengan perubahan yang cepat di ekonomi digital.
"Termasuk dengan mengadaptasi keterampilan dasar utama yang dibutuhkan untuk bisa berkompetisi di ekonomi digital," ujar Ferry. [Antara]