Suara.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengatakan ada potensi cuaca ekstrem di Indonesia bagian selatan, mulai dari Jawa hingga Nusa Tenggara Timur akibat aktivitas bekas Siklon Anika dan dua bibit siklon.
Seperti dipantau di layanan Tropical Cyclone Warning Centre Jakarta, ada bibit siklon tropis 95S di selatan Jawa dan 90B di dekat Sumatra. Sementara itu bekas Siklon Anika, yang kini bergerak di pesisir timur Australia, masih berdampak ke cuaca Jawa Timur hingga NTT.
"Eks - Siklon tropis Anika memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur," demikian terang BMKG.
Selain itu, ada pontensi gelombang tinggi yang bisa mencapai 2,5 meter di Perairan Barat Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian barat, perairan utara Flores, Laut Sawu, Perairan Kupang - Pulau Rotte, Samudra Hindia Selatan Kupang. Sementara gelombang mencapai 4 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia, sebelah selaan Sumba, NTT.
Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem: Siklon Vernon Terpantau Dekat Bengkulu, Bibit Siklon Tropis 99S Dekat NTT
Sementara Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo memperingatkan potensi angin kencang di selatan Jawa Tengah dalam beberapa hari ke depan. Angin kencang ini dipicu oleh bibit siklon 908 di Samudra Hindia barat daya Sumatra dan bibit siklon 95S di Samudra Hindia selatan Jawa Timur.
"Bahkan di wilayah kota Cilacap, angin kencang sudah terjadi sejak pagi hari. Tadi sempat terpantau mencapai 20 knot," kata Teguh seperti dilansir dari Antara.
Ia mengatakan BMKG akan terus mengamati perkembangan dua bibit siklon tersebut, apakah akan menguat menjadi badai (siklon) atau akan melemah hingga akhirnya hilang.
"Bibit-bibit seperti ini yang biasanya mengakibatkan angin lebih kencang daripada setelah jadi siklon, karena setelah jadi biasanya sudah menjauh dari wilayah Indonesia. Kami akan terus mengamati perkembangan dua bibit siklon tersebut," katanya menegaskan.
Oleh karena itu, kata dia, masyarakat di wilayah pesisir selatan Jateng diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya angin kencang dalam beberapa hari ke depan sebagai dampak dari munculnya dua bibit siklon tersebut.
Selain itu, lanjut dia, bibit siklon tersebut juga berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di laut selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Disinggung mengenai prakiraan cuaca pada bulan Maret 2022 di wilayah Jateng bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng, Teguh mengatakan akumulasi curah hujan di beberapa wilayah diprakirakan mulai menurun meskipun ada yang masih masuk kategori tinggi.
"Wilayah di sekitar pegunungan tengah masih masuk kategori tinggi hingga sangat tinggi. Kalau Cilacap dan Banyumas sudah masuk menengah hingga tinggi terutama di wilayah Cilacap bagian barat. Demikian pula dengan Banjarnegara, Kebumen dan Purworejo juga masih tinggi," katanya.
Kendati jumlah akumulasi curah hujannya diprediksi mulai menurun, dia mengatakan sifat hujan di wilayah tersebut masuk kategori normal kecuali di Purbalingga dan Banyumas bagian timur masuk kategori di atas normal.
Terkait dengan hal itu, dia memprakirakan beberapa wilayah di Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng akan memasuki awal masa peralihan dari musim hujan menuju kemarau pada bulan April 2022.
"Bulan Juli diprakirakan sudah memasuki musim kemarau," kata Teguh.