Diminta Pulang Jokowi, Ini Alasan Talenta Indonesia Bertahan di Luar Negeri

Selasa, 01 Maret 2022 | 20:49 WIB
Diminta Pulang Jokowi, Ini Alasan Talenta Indonesia Bertahan di Luar Negeri
Presiden Jokowi, Selasa (1/3/2022) berbicara dengan empat orang talenta digital Indonesia di luar negeri, termasuk di antaranya adalah Ainun Najib di Grab Singapura. Ia mengajak mereka pulang. [Dok Sea Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo, dalam peresmian Sea Labs Indonesia di Jakarta, Selasa (1/3/2022) meminta empat orang perwakilan talenta digital Indonesia di luar negeri untuk pulang. Sayang permintaan presiden itu disambut dengan enggan.

Mereka yang diajak pulang Jokowi adalah Chairuni Aulia Nusapati selaku software engineer di Google Inggris; Head of Analytic Platform and Regional Business Grab di Singapura, Ainun Najib; Director of Engineering Asana Veni Johanna; dan Technology Lead SeaMoney di Singapura, Rangga Garmastewira.

"Menurut saya bisa Pak," jawab Veni saat ditanya Jokowi tentang syarat apa saja yang diperlukan agar mereka mau pulang kampung.

Ia turut bercerita terkait apa yang membuat digital berkembang di Amerika Serikat, tempatnya bekerja. Menurutnya, AS bisa berkembang karena adanya sinergi antara pendidikan dengan perusahaan teknologi.

Baca Juga: Diminta Pulang ke Indonesia, Ainun Najib Ingin Anaknya Bersekolah di Singapura Seperti Putra Jokowi

"Yang membuat orang-orang betah adalah produktivitas dan kultur teknologi yang bagus di AS," sambung Veni.

Sementara itu, Ainun Najib mengungkap beberapa faktor yang bisa menarik pekerja di luar negeri pulang ke Indonesia. Pertama adalah kesempatan, kedua adalah stabilitas.

"Opportunity Indonesia banyak, karena sebagai salah satu pemain besar di market. Sementara untuk stabilitas agak tricky karena pertimbangan keluarga, karir, dan kalau saya pendidikan anak," katanya.

Ainun menilai pemerintah belum bisa menyediakan faktor itu di Indonesia. Untuk itulah ia memilih mengembangkan karirnya di Singapura. Meski demikian, ia optimistis Indonesia bisa memiliki talenta teknologi terbesar di dunia, setidaknya menduduki posisi ke-4.

Namun masih perlu waktu agar Indonesia unggul, terutama dalam hal pendidikan. Ia mencontohkan seperti di Vietnam, di mana negara itu memiliki sekolah untuk anak-anak jenius.

Baca Juga: Tak Ingin Indonesia Hanya Jadi Pasar Ekonomi Digital, Jokowi: Harus Jadi Pemain

"Di Vietnam sudah ada dari tahun 60-an, di Indonesia saya tak tahu kalau ada sekolah untuk anak-anak jenius. Mungkin ini yang membuat Vietnam masih di depan kita di Asia Tenggara. Jadi kita harus merebut posisi itu," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI