Presiden Amerika Serikat Joe Biden menanggapi agresi lanjutan Rusia dengan mengumumkan, sanksi baru yang dirancang untuk menghambat impor teknologi Rusia.
"Ini akan menurunkan industri kedirgantaraan mereka, termasuk program luar angkasa," kata Biden saat itu.
Terlepas dari sanksi baru, NASA menegaskan bahwa badan antariksa Amerika Serikat akan terus bekerja sama dengan Rusia, baik di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) maupun di darat.
"Tidak ada perubahan yang direncanakan untuk dukungan agensi pada operasi orbit dan stasiun Bumi yang sedang berlangsung," kata seorang juru bicara NASA.
Saat ini, sebanyak tujuh astronot dan kosmonot dari ESA, NASA, dan badan antariksa Rusia, yaitu Roscosmos sedang menghuni ISS. Rusia sendiri telah menjadi mitra di ISS sejak 1993.
Menurut pernyataan NASA, tiga kosmonot Rusia yang saat ini berlatih di John Space Center NASA juga akan terus melanjutkan aktivitasnya.
![Badan Antariksa Rusia, Roscosmos. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/01/82707-badan-antariksa-rusia-roscosmos.jpg)
Di sisi lain, direktur Roscosmos Dmitry Rogozin mengecam sanksi yang dipimpin Amerika Serikat, menggambarkan bagaimana ia melihat ISS tanpa kerja sama Rusia dan ISS bisa jatuh dari orbit tanpa bantuan Rusia.
Rogozin dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengisyaratkan bahwa Rusia mungkin akan menarik diri dari ISS di masa lalu.
Namun terlepas dari komentar Rogozin dan pernyataan Ascbacher, ESA masih melihat ISS sebagai peluang untuk kerja sama dan menemukan perdamaian.
Baca Juga: Elon Musk Klaim Akan Selamatkan ISS Jika Ditembak Jatuh Rusia