Suara.com - Dalam rangka merayakan Hari Internet Aman Dunia (Safer Internet Day), TikTok mengumumkan peluncuran fitur Pusat Literasi Digital ke Indonesia. Peluncuran Pusat Literasi Digital terbaru ini sejalan dengan komitmen TikTok dalam menciptakan lingkungan digital yang aman bagi para pengguna.
"Kami terus berupaya untuk memperkuat sistem keamanan kami demi mendukung terciptanya pengalaman berkreasi yang aman bagi para pengguna kami di Indonesia,” ujar Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia, Faris Mufid, dalam keterangan resminya, Jumat (25/2/2022).
Melalui Pusat Literasi Digital terbaru, kata Faris, TikTok telah menyusun pendekatan yang ada agar sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dialami oleh para pengguna kami di Indonesia. Misalnya seperti tantangan berbahaya ataupun perundungan siber.
"Kami juga terus berusaha untuk menghadirkan sumber daya kesejahteraan digital untuk para komunitas lokal demi memastikan bahwa pengguna memiliki bekal informasi yang cukup untuk menghadapi lanskap digital yang terus berkembang," papar dia.
Baca Juga: Panjang Video TikTok Akan Ditambah Jadi 10 Menit?
Pusat Literasi Digital ini berfungsi sebagai portal satu atap yang berisi semua inisiatif edukasi TikTok seputar kesehatan mental, kesehatan siber, keselamatan pengguna, tantangan yang berpotensi berbahaya, dan topik terkait literasi digital lainnya.
Pusat ini turut menghadirkan berbagai tips menarik seputar literasi digital mulai dari video, kuis, dan konten edukasi berbasis skenario.
Sumber daya yang disediakan ini dirancang untuk memberdayakan pengguna untuk lebih cerdas dalam menanggapi konten online yang beredar sebelum ikut terlibat.
Selain itu, sumber daya ini juga ingin melengkapi pengguna dengan sarana untuk mengenali serta melaporkan konten yang tidak sesuai apabila mereka menemukan konten sejenis di platform TikTok
Sebagai bagian dari upaya untuk mempromosikan akses ke sumber daya literasi digital, TikTok turut memperkuat langkah dalam melawan tantangan online yang berpotensi membahayakan pengguna.
Baca Juga: Gemar Sebar Hoaks, Lansia Kini Jadi Target Program Literasi Digital Mafindo
Langkah tersebut yakni dengan menghadirkan teknologi yang langsung memperingati tim keamanan jika terjadi lonjakan pelanggaran konten yang berkaitan dengan tagar tertentu.
Lalu ada inisiatif pengaturan privasi yang membatasi penggunaan aplikasi untuk pengguna di bawah usia 16 tahun demi menciptakan pengalaman yang sesuai dengan usia pengguna.