Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Rabu pagi (23/2/2022) telah terjadi sebanyak 187 kali gempa susulan setelah gempa magnitudo 5,8 pada Senin (21/2/2022) di Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.
"Gempa susulan terbesar magnitudo 5,4 dan yang terkecil magnitudo 2,0," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono yang dihubungi di Jakarta.
Ia menjelaskan, rentetan gempa yang membentuk kluster seismisitas di utara Manggarai-Flores ini masih murni gempa susulan (aftershocks) dan bukan aktivitas swarm, karena ada gempa dengan magnitudo paling menonjol sebagai gempa utama (mainshock) dengan magnitudo 5,8 (21/2).
"Untuk menentukan aktivitas ini swarm atau bukan masih sedang kita analisis lebih lanjut," katanya seperti dilansir dari Antara.
Baca Juga: Sebanyak 89 Gempa Susulan Guncang Laut Flores dekat Manggarai
Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil, dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi. Gempa jenis ini berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.
"Yang pasti kluster ini berada di jalur Sesar Naik Flores (flores Back Arc Thrust) pada segmen yang dalam kondisi seismic gap," katanya.
Sebelumnya dalam korespondensi via pesan singkat dengan Suara.com, Daryono mengungkapkan bahwa ada potensi gempa dengan magnitudo tertarget 7,5 di zona Manggarai - Flores.
Ia mengungkapkan bahwa ada gap seismik di jalur Sesar Naik Flores, tepatnya di zona Manggarai - Flores. Artinya di zona ini belum terjadi gempa besar, setidaknya sejak 1800an silam. Sementara di zona lain, baik sebelah timur maupun barat sudah pernah terjadi gempa besar.
Baca Juga: BMKG: Ada Potensi Gempa M 7,5 di Zona Manggarai - Flores