Suara.com - Meta membantah informasi yang mengatakan kalau layanan Facebook dan Instagram bakal dihapus dari Eropa karena perubahan kebijakan transfer data.
"Kami sama sekali tidak memiliki keinginan untuk keluar dari Eropa, tentu saja tidak," kata Markus Reinisch selaku Vice President Public Policy Europe Meta, dikutip dari blog resmi Facebook, Senin (14/2/2022).
Namun, ia tak menampik kalau kebijakan transfer data pengguna Eropa dan Amerika Serikat sangat mempengaruhi bisnisnya.
Kebijakan tersebut juga berlaku untuk perusahaan lain yang beroperasi di Eropa.
"Kami tidak sendirian. Setidaknya 70 perusahaan lain di berbagai industri, termasuk 10 bisnis Eropa, juga telah meningkatkan risiko seputar transfer data dalam pengajuan pendapatan mereka," sambung Reinisch.
Ia juga memaparkan kalau peraturan tumpang tindih ini bukan pertama kali terjadi.
![Ilustrasi Facebook. [Kirill Kurdavtsev/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/20/68297-ilustrasi-facebook.jpg)
Pada 2015, Perjanjian Safe Harbour dibatalkan oleh Pengadilan Eropa.
Kemudian Privacy Shield, yang digunakan lebih dari 5.000 perusahaan, juga dibatalkan oleh Pengadilan Eropa tahun lalu.
Keputusan ini, kata Reinisch, didasarkan karena adanya ketidaksesuaian antara aturan Uni Eropa dengan Amerika Serikat terkait perlindungan data pengguna.
Baca Juga: Uni Eropa Tanggapi Ancaman Meta Cabut Layanan Facebook dan Instagram
"Kami ingin melihat hak-hak dasar pengguna UE dilindungi, dan kami ingin internet terus beroperasi sebagaimana mestinya: tanpa gesekan, sesuai dengan hukum yang berlaku," ujarnya.