Suara.com - Sebuah roket milik SpaceX bernama Falcon 9 disebut akan menabrak Bulan pada 4 Maret mendatang.
Melalui pernyataan terbaru, astronom yang sebelumnya menyatakan hal itu, Bill Gray, mengumumkan pada Sabtu (12/2/2022) bahwa ia mungkin membuat kesalahan.
Gray menyebut, kemungkinan adanya kesalahan dalam mengidentifikasi roket sebagai Falcon 9 lama, yang dulu membantu meluncurkan satelit Deep Space Climate Observatory pada 2015.
Sebaliknya, Gray mengatakan bahwa roket itu bisa menjadi bagian dari roket Long March 3C milik China yang meluncurkan misi Chang'e 5-T1 ke Bulan pada Oktober 2014.
Baca Juga: Terkena Badai Geomagnetik, 40 Satelit SpaceX Hancur
Pesawat ruang angkasa ini adalah pendahulu dari Chang'e 5, misi 2020 yang melakukan pengembalian robot sampel ke Bulan.
Gray mengelola perangkat lunak Project Pluto yang digunakan untuk melacak objek dekat Bumi.
Dia pun mengumumkan pemberitahuan berisi koreksi tersebut, setelah menerima catatan dari seorang insinyur di Jet Propulsion Laboratory NASA, Jon Giorgini.
Roket tersebut diperkirakan akan menghantam sisi jauh Bulan pada 4 Maret pukul 7:25 pagi EDT dan peristiwa tersebut tidak akan terlihat dari Bumi.
"Giorgini menulis kepada Gray pada Sabtu pagi, menjelaskan bahwa lintasan pesawat ruang angkasa DSCOVR tidak terlalu dekat dengan Bulan," kata Eric Berger, yang pertama kali melaporkan pendorong yang salah tiga minggu lalu, seperti dikutip dari Space.com, Senin (14/2/2022).
Baca Juga: Puluhan Satelit Starlink Elon Musk Rontok Disapu Badai Geomagnetik
Hal itu membawanya pada Chang'e 5-T1, meskipun bukti masih belum sepenuhnya konklusif.
Tetapi Gray semakin yakin setelah Jonathan McDowell, seorang astrofisikawan di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, melacak objek tersebut.
Gray menjelaskan bahwa itu sangat cocok dengan Chang'e 5-T1 dan walaupun dianggap sebagai bukti tidak langsung, Gray merasa bukti tersebut cukup meyakinkan.