Suara.com - Santer beredar kabar pada pekan ini bahwa pemerintah Arab Saudi akan menggelar ibadah haji di metaverse. Imam Besar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Abdurrahman As-Sudais disebut-sebut sebagai pelopor rencana ini.
Kabar ini memicu kontroversi di dunia Islam. Di Turki, Direktorat Urusan Agama, Dinayet, mengutarakan protes.
"Ini tidak boleh terjadi," kata Remzi Bircan, Direktur Departemen Haji dan Umrah Dinayet pada awal bulan ini seperti dilansir dari media Turki, Hurriyet.
Sementara di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia atau MUI, juga mengatakan ibadah haji di metaverse tidak bisa sesuai ajaran Islam.
Baca Juga: Metaverse Adalah Realitas Virtual, Apa Maksudnya? Ini Penjelasannya Terkait Ekonomi Digital
“Tidak memenuhi syarat karena aktivitas ibadah haji itu hukumnya taufiqi. Tata caranya sudah ditentukan,” kata Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam, Selasa (8/1/2022).
Tetapi Bircan dari Turki mencoba berhusnuzan kepada otoritas Arab Saudi. Mereka menduga inisiatif Saudi itu cuma untuk promosi, layaknya mengajak orang mengunjungi museum menggunakan kacamata realitas virtual atau VR.
Benarkan demikian?
Berdasarkan penelusuran Suara.com, inisiatif ini sebenarnya diluncurkan Arab Saudi pada pertengahan Desember 2021 lalu. Digagas oleh Imam Besar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Abdurrahman al-Sudais, program ini dinamai Virtual Black Stone Initiative.
Dari namanya saja bisa dilihat tidak ada embel-embel ibadah haji di sana.
Baca Juga: Samsung Galaxy S22 akan Diluncurkan lewat Metaverse
Inisiatif ini turut diumumkan di akun Facebook resmi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pada 13 Desember lalu. Di sana terlihat Al Sudais berfoto sembari mengenakan kacamata VR dan ada foto ia sedang menyentuh replika Hajar Aswad.
"Presiden Haramain Sheikh Abdul Rahman Sudais berpartisipasi dalam peluncuran Inisiatif Hajar Aswad Virtual, di mana orang bisa merasakan Hajar Aswad secara virtual sebelum melaksanakan ziarah ke Makkah," bunyi keterangan pada postingan tersebut.
Sementara itu pada 15 Desember 2021, Al Arabiya - media yang berbasis di Arab Saudi - melaporkan bahwa pemerintah Saudi telah meluncurkan inisiatif baru yang bisa dimanfaatkan semua umat Muslim di dunia untuk merasakan Hajar Aswad secara virtual, memanfaatkan teknologi VR.
Inisiatif itu, beber Al Arabiya, merupakan bagian dari kerja sama antara Badan Urusan Pameran dan Museum Kerajaan Saudi dan Universitas Umm al Qura.
Dari fakta-fakta di atas, tampaknya Pemerintah Arab Saudi memang tidak akan menggelar ibadah haji di metaverse seperti yang dirumorkan, melainkan hanya menyediakan pengalaman virtual atas Hajar Aswad.