Suara.com - Produsen kartu grafis Nvidia membatalkan kesepakatan mengakuisisi ARM dari Softbank.
Diketahui kesepakatan ini gagal karena masalah regulasi.
September 2020, Nvidia mengumumkan bakal mengakuisisi perancang chip ARM senilai 40 miliar dolar AS atau Rp 574 triliun.
Kini akuisisi tersebut gagal meskipun kedua perusahaan antusias menyambutnya.
"Saya berharap ARM menjadi arsitektur CPU paling penting dalam dekade berikutnya," kata pendiri dan CEO Nvidia, Jensen Huang, dikutip dari Android Authority, Rabu (9/2/2022).
Baca Juga: Nvidia Yakin Krisis Cip Mulai Berkurang di Pertengahan 2022
Pernyataan ini muncul usai regulator di Amerika Serikat dan Eropa menentang rencana akuisisi tersebut.
Meskipun gagal, Nvidia dan ARM sepakat untuk terus melanjutkan kerja sama.
Perusahaan induk ARM, Softbank, juga akan menerima kompensasi 1,25 miliar atau Rp 21,5 triliun sebagai bagian dari kesepakatan yang gagal dilanjutkan.
Lebih lanjut, ARM mengumumkan bahwa langkah perusahaan selanjutnya adalah go public.
Sebagai informasi, ARM adalah perusahaan teknologi yang turut merancang arsitektur chip di sebagian besar smartphone, konsol game seperti Nintendo Switch, hingga laptop.
Baca Juga: AMD Radeon RX 6600 Dirilis, Refresh Rate Tinggi dan Menakjubkan pada Game Resolusi 1080p
Perusahaan juga berperan mendesain core CPU dan GPU yang digunakan di chipset buatan Qualcomm, Samsung, MediaTek, dan lainnya.