Suara.com - Teman-teman mungkin sudah mendengar Metaverse dari CEO perusahaan teknologi seperti Mark Zuckerberg atau SM Entertainment dengan fronlinernya yaitu girl grup Aespa. Mungkin teman-teman yang sudah mengikuti pembahasannya akan berkesimpulan bahwa metaverse adalah masa depan internet.
Lalu, apakah itu sesederhana yang dapat kita bayangkan? sepertinya tidak. Sekilas metaverse akan terdengar seperti video game. Sulit untuk mengatakan bentuknya secara pasti bukan? Namun umumnya, definisi metaverse adalah realitas virtual.
Dilansir wired.com, Eric Ravenscraft, penulis produk dan peninjau di WIRED yang berbasis di Austin mengatakan pembahasan seputar"metaverse" sedikit terasa seperti berdiskusi tentang apa arti "internet" pada tahun 1970-an. Teman-teman mungkin sudah dapat membayangkan apda tahun 1970-an, tidak banyak orang mengetahui tentang internet.
Hanya segelintir orang dan orang-orang ini adalah mereka yang tertarik mengembangkan teknologi serta bisnis di internet. Selebihnya, orang-orang hanya meraba-raba dunia internet itu seperti apa. Sekarang, kita pun menghadapi hal yang sama terhadap pembahasan tentang metaverse.
Baca Juga: Samsung Galaxy S22 akan Diluncurkan lewat Metaverse
Orang-orang seperti Mark Zuckerberg CEO Fcebook atau Lee So Man pendiri SM entertainment nampaknya sudah lebih dulu mengenal Metaverse dan bahkan sudah memiliki gambaran jelas akan seperti apa masa depan bisnis mereka. Keseriusan mereka tentang metaverse membuat dunia membahas dengan antusias dan sebagian lagi menjadi gugup pada kehadirannya.
Realitas Virtual
Untuk membantu teman-teman memahaminya. Mari kita sederhanakan istilah Metaverse ini menjadi Metaverse adalah realitas virtual. Itu karena istilah ini tidak benar-benar mengacu pada satu jenis teknologi tertentu, melainkan perubahan luas dalam cara kita berinteraksi dengan teknologi.
Secara garis besar, teknologi yang membentuk metaverse dapat mencakup realitas virtual — ditandai dengan dunia maya yang terus ada bahkan ketika Anda tidak terlibat di dalamnya— serta augmented reality yang menggabungkan aspek dunia digital dan fisik.
Namun, tidak mengharuskan ruang-ruang itu diakses secara eksklusif melalui VR atau AR. Dunia virtual, seperti aspek Fortnite yang dapat diakses melalui PC, konsol game, dan bahkan ponsel, bisa bermetamorfosis.
Baca Juga: Heboh Kabar Arab Saudi Luncurkan Ibadah Haji di Metaverse, MUI Langsung Bereaksi
Istilah Metaverse juga diterjemahkan menjadi ekonomi digital, di mana pengguna dapat membuat, membeli, dan menjual barang. Dalam visi metaverse yang lebih idealis, dunia ekonomi digital dapat dioperasikan, memungkinkan Anda untuk membeli dan mengambil barang-barang virtual seperti pakaian atau mobil dari satu platform ke platform lainnya.
Di dunia nyata, Anda dapat membeli kemeja dari mal dan kemudian memakainya ke bioskop. Hal yang sama bisa terjadi di metaverse. Saat ini, sebagian besar platform memiliki identitas virtual, avatar, dan inventaris yang terkait dengan hanya satu platform, tetapi metaverse memungkinkan Anda untuk membuat persona yang dapat Anda bawa ke mana-mana semudah Anda dapat menyalin gambar profil Anda dari satu jejaring sosial ke jejaring sosial lainnya.
Metaverse dalam dunai ekonomi digital memungkinkan Anda untuk bertemu, berkolaborasi, berbelanja barang dan jasa, dan berpartisipasi dalam kegiatan seperti acara langsung, dan konser.
Selain itu, pertemuan dengan klien, hiburan digital, pelatihan kerja, dan bahkan studi online semuanya diharapkan tersedia secara online di masa depan, berkat Metaverse. Inilah sebabnya mengapa begitu banyak lini bisnis berinvestasi di Metaverse: kemampuan jaringan untuk mengubah dunia yang tidak dapat disangkal.
Semoga ini sudah cukup ringkas dan mudah dipahami untuk menjelaskan metaverse. Ringkasnya metaverse adalah dunia baru yang berbasis pada internet yang akan terjadi di masa mendatang yang tidak lama lagi.
Kontributor : Mutaya Saroh