Suara.com - Seorang hacker asal Amerika Serikat mengklaim bahwa dia adalah pelaku di balik padamnya internet di Korea Utara yang terjadi beberapa waktu lalu.
Hacker bernama P4x ini mengaku, kalau dia menyerang Korea Utara sebagai balas dendam atas kampanye peretasan yang dilakukan Korut tahun lalu.
Kampanye itu mengincar peneliti keamanan di negara-negara Barat, termasuk dirinya.
Disebutkan kalau saat itu kampanye Korut mencoba mencuri alat peretasan dan informasi kerentanan.
Namun, P4x mengaku bahwa mereka tidak berhasil mengambil sesuatu yang penting darinya.
Baca Juga: Kominfo Beberkan Manfaat Internet 5G untuk Indonesia, Tak Hanya Data Cepat
"Saya rasa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Jika mereka tidak melihat kami memiliki gigi (kemampuan), maka serangan itu akan terus datang (ke kami)," ungkapnya, dikutip dari CNet, Selasa (8/2/2022).
P4x mengaku kalau dia menemukan banyak bug yang belum diperbaiki Korut.
Celah ini memungkinkan dia untuk membuat penolakan layanan (denial of service/DoS) ke server dan router yang menghubungkan jaringan internet di negara tersebut.
P4x menolak mengungkapkan bug tersebut, tapi ia mencontohkan salah satu celah kerentanan yang dapat dieksploitasi untuk membuat server berstatus offline.
Sebagai informasi, pemutusan akses internet di Korut terjadi tepat setelah negara itu melakukan serangkaian uji coba rudal.
Baca Juga: Kominfo: Pemerataan Internet 5G Akan Lebih Cepat dari 4G
Para ahli menduga kalau insiden ini disebabkan oleh serangan siber dari negara asing.
Selain itu, efek serangan juga berdampak pada sebagian situs yang digunakan pemerintah Korut untuk melancarkan propaganda.