Suara.com - Activision Blizzard baru saja mengumumkan laporan keuangan perusahaan sepanjang tahun lalu. Cukup menarik, Activision mengungkap bahwa mereka berhasil memperoleh puluhan triliun rupiah dari microtransaction atau transaksi mikro dan pendapatan langganan.
Perusahaan menghasilkan pendapatan bersih tertinggi sepanjang masa sebesar 8,8 miliar dolar AS (Rp 128 triliun). Activision mencatatkan pendapatan operasional sebanyak 3,62 miliar dolar AS (Rp 52,1 triliun) dan laba bersih 2,7 miliar dolar AS (Rp 38,9 triliun).
Perusahaan holding game ini menghasilkan 5,1 miliar dolar AS atau Rp 73,4 triliun dari transaksi mikro. Itu adalah penghasilan yang mencakup DLC, langganan World of Warcraft, lootbox, dan kosmetik.
Dikutip dari TweakTown, hasil transaksi mikro menyumbang 61 persen dari pemesanan bersih Activision-Blizzard senilai 8,354 miliar dolar AS.
Baca Juga: Daftar 5 Game Indonesia yang Paling Ditunggu di 2022
Rekor tersebut berhasil dicapai meski penjualan Call of Duty Vanguard mengalami penurunan. Sebelum ini, Microsoft semakin ambisius dalam memasuki industri game dengan membeli Activision.
Publisher sangat cocok pada ambisi dari Microsoft yang sebagian besar berfokus pada layanan langsung, IP konten, monetisasi, dan nilai tambah untuk layanan berlangganan Game Pass-nya.
Perlu diketahui, Microsoft mengakuisisi Activision Blizzard dalam transaksi tunai senilai 68,7 miliar dolar AS atau Rp 987 triliun.
Perusahaan yakin bahwa akuisisi ini akan mempercepat pertumbuhan bisnis game Microsoft di perangkat seluler, PC, konsol, cloud, dan menyediakan pondasi untuk metaverse.
Pembelian dengan nilai hampir 1.000 triliun rupiah tersebut mencakup franchise ikonis dari studio milik Activision, Blizzard dan King. Beberapa game seperti Warcraft, Diablo, Overwatch, Call of Duty, dan Candy Crush, serta kompetisi eSports Major League Gaming, termasuk dalam kesepakatan akuisisi.
Baca Juga: 5 Game RPG Terbaik Nintendo Switch, Layak Dimainkan!
Meski telah dibeli oleh Microsoft, Bobby Kotick masih tetap menjabat sebagai CEO Activision Blizzard. Setelah akuisisi, petinggi Activision Blizzard bakal melaporkan perkembangan bisnis ke Phil Spencer CEO Microsoft Gaming. Penghasilan puluhan triliun rupiah dari transaksi mikro milik Activision menjadi bukti bahwa perusahaan holding game ini bisa membuat kontribusi signifikan ke depannya.